Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menyiapkan belanja modal hingga Rp9 triliun karena membaca sinyal-sinyal peluang di industri telekomunikasi yang dinilai dapat meningkatkan kinerja perseroan.
Rencananya di tahun ini EXCL akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp9 triliun.
Pertama, adanya pemulihan ekonomi yang diprediksi semakin membaik seiring dengan meredanya pandemi Covid-19 tahun ini.
Kedua, adanya peluang cara kerja digital termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang akan menciptakan permintaan jangka panjang struktural untuk data.
Selanjutnya, potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband (FTTH) karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida.
Selain itu terkait Omnibus Law, regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capital expenditure (capex) dan operating expenses (opex) untuk jaringan 5G serta manfaat lainnya.
Baca Juga
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan adanya peluang pengembangan layanan konvergensi juga dibidik cukup menjanjikan di masa mendatang.
“Layanan ini akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk yang bisa menghadirkan akses internet cepat dan stabil, bisa digunakan satu keluarga, serta memberikan banyak kemudahan dan manfaat tambahan, seperti akses ke layanan hiburan,” papar Dian dalam keterangan resmi perseroan, dikutip Rabu (11/5/2022)
Dari segi bisnis, layanan konvergensi juga akan meminimalkan tingkat churn serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Penetrasi layanan konvergensi ini telah mencapai 19 persen selama 2022. Akuisisi Linknet yang baru saja dilakukan akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang.
Sebagai informasi, untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, capitalized capex perseroan turun 35 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp1,23 triliun.
Penurunan ini disebabkan karena faktor jadwal pelaksanaan pembelanjaan modal meskipun jumlah belanja modal secara tahunan masih akan tetap sama.