Bisnis.com, JAKARTA — Pemegang saham PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY) resmi merombak habis jajaran direksi dan dewan komisaris dengan menempatkan kembali Dato' Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi sebagai Direktur Utama ENVY seiring dengan upaya pembenahan emiten jasa teknologi informasi (TI) tersebut.
Perombakan jajaran direksi dan dewan komisaris ini dilakukan lantaran ENVY mengalami sejumlah persoalan krusial pasca pengunduran diri Dato' Sri Mohd Sopiyan, sampai akhirnya saham ENVY disuspensi (dihentikan sementara) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini.
Bahkan, status ENVY saat ini berpotensi dihapus dari papan perdagangan (delisting) mengingat saham ENVY telah disuspensi selama 12 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 1 Desember 2022.
“Status terkini Envy memunculkan kemarahan dan kekhawatiran para pemegang saham akan keberlangsungan usaha,” tulis manajemen baru ENVY dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (30/4/2022).
Manajemen ENVY menegaskan hasil inisiatif dan usaha yang dilakukan Dewan Komisaris dan Direksi yang baru ini untuk memastikan perjalanan perusahaan kali ini tidak lagi terganggu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Mulai 1 Maret 2022, tim baru telah masuk dengan satu visi dan misi. Seluruh anggota BOD baru yang dipimpin oleh Dato' Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi sebagai direktur utama. Bagi anggota BOC, tiga anggota lama dihentikan dan digantikan dengan anggota baru yang lebih memahami pasar,” tulis manajemen.
Seiring penunjukannya, Dato' Sri Mohd Sopiyan mengatakan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan manajemen baru adalah laporan keuangan dan audit, pembenahan bisnis dan restrukturisasi anak-anak perusahaan, serta forensik audit pada investasi untuk memastikan penggunaan dana.
Baca Juga
Manajemen baru juga akan melakukan pengkajian ulang dan memulai lagi proyek lama dan menyelesaikan permasalahan internal dalam upaya restrukturisasi dan efisiensi.
Perusahaan terakhir kali melaporkan laporan keuangan per September 2020, di mana saat itu jumlah aset tercatat Rp369,93 miliar, ekuitas Rp294,68 miliar, pendapatan Rp2,62 miliar dan rugi bersih Rp20,46 miliar.
Per 28 Februari 2021, saham perusahaan dipegang oleh Weiser Global Capital 6,01 persen, Mohd Sopiyan 0,21 persen, Hazmi Bin Hussain 0,41 persen, dan mayoritas digenggam investor publik 93,37 persen.
“Yang terpenting adalah menyelesaikan semua tugas dan masalah urgent yang tidak dikerjakan manajemen lama. Sepertinya dalam 2 tahun manajemen lama tidak mengerjakan apa-apa. Tim baru akan coba sebaik mungkin menyelesaikan masalah dengan cara terbaik, agar tidak merugikan pihak mana pun,” kata Dato' Sri Mohd Sopiyan.
Tantangan terberat yang harus diselesaikan tim baru, lanjutnya, adalah kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat dan mitra bisnis.
“Kami harus melakukan perubahan image. Tantangan lainnya adalah menyelesaikan permasalahan internal sebagai upaya efisiensi dan restrukturisasi,” kata dia.