Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) tidak berimbas pada kinerja saham perkebunan pada Senin (25/4/2022).
Berdasarkan data dari Bursa Malaysia, harga CPO untuk kontrak Juli 2022 naik hingga 6 persen ke level 6.738 ringgit per ton atau US$1.550 per ton. Harga ini merupakan level tertinggi sejak perdagangan 11 Maret 2022 lalu.
Lonjakan harga minyak kelapa sawit mentah tidak berimbas positif terhadap emiten perkebunan. Tercatat, mayoritas emiten di sektor tersebut mengalami koreksi hingga penutupan perdagangan sesi I pada pukul 11.30 WIB.
Saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan koreksi terdalam sejauh ini setelah anjlok 6,98 persen ke posisi Rp600. Menyusul dibelakangnya adalah PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) yang turun 6,94 persen ke Rp1.340.
Menyusul LSIP, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turut melemah masing - masing sebesar 6,92 persen dan 6,84 persen.
Selanjutnya, saham PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) bergerak turun 6,77 persen pada level harga Rp620 disusul oleh PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dengan koreksi 6,25 persen dengan harga Rp75.
Baca Juga
Sementara itu, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) terpantau menurun 4,9 persen pada level harga Rp970. Selanjutnya, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) melemah 3,92 persen ke level Rp490.
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) menyusul di belakang SIMP dengan koreksi sebesar 2,75 persen ke harga Rp4.600.
Selanjutnya, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan PT Mahkota Group Tbk (MGRO) terpantau turun masing - masing sebesar 2,49 persen dan 1,12 persen.