Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2022, Aksi IPO Indonesia Teraktif di Asean

Ada 12 perusahaan yang baru melakukan IPO di Indonesia dengan perolehan dana sekitar US$219 juta, melampaui Malaysia 5 perusahaan.
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menjadi negara dengan aktivitas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) teraktif di wilayah Asia Tenggara sepanjang kuartal I/2022.

Dalam laporan Ernst & Young (EY) yang dikutip pada Rabu (20/4/2022), terdapat 12 pendatang baru melakukan IPO di Indonesia dengan perolehan dana sekitar US$219 juta. Jumlah tersebut berada di atas Bursa Malaysia dan Thailand yang menyambut 5 perusahaan baru.

Meski demikian, dari sisi pendapatan, Indonesia berada di bawah Malaysia yang menghimpun US$362 juta dan Thailand sebesar US$228 juta. Menyusul di belakang Indonesia adalah Filipina yang mencatat 4 IPO dengan dana yang dikumpulkan sebesar US$201 juta.

Sementara itu, bursa Singapura menyambut 3 IPO baru sepanjang kuartal I/2022 yang menghasilkan dana sebesar US$17 juta.

Sahala Situmorang, Lead Strategy and Transactions Partner, PT Ernst & Young Indonesia mengatakan, Indonesia menyaksikan aktivitas IPO paling aktif di kuartal I/2022 di antara negara-negara ASEAN.

Hal ini terjadi ditengah tren kemunduran dibandingkan dengan aktivitas IPO Indonesia di kuartal IV/2021, baik dari segi jumlah perusahaan yang go public maupun hasil IPO.

Dari 12 perusahaan baru yang tercatat di BEI, dua pertiga di antaranya tercatat di papan pengembangan.

“Kami percaya ini adalah salah satu alasan bahwa total hasil IPO turun 91 persen kuartal-ke-kuartal,” jelasnya dikutip dari laporan tersebut.

Sahala melanjutkan, sektor yang paling populer di pasar IPO pada kuartal I/2022 adalah consumer goods. Tercatat, 58,3 persen dari pendatang baru di bursa melakukan bisnis di sektor ini. Mengikuti jejak tech giant seperti Bukalapak dan GoTo, beberapa perusahaan teknologi lain juga berencana untuk IPO.

Sahala menambahkan, ketegangan geopolitik juga telah memicu kenaikan harga komoditas yang signifikan. Hal ini diperkirakan akan berdampak positif bagi para pendatang baru yang bekerja di bisnis terkait komoditas.

“Dengan latar belakang ini, kami berharap pasar modal Indonesia akan membaik pada kuartal berikutnya hingga akhir tahun,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper