Bisnis.com, JAKARTA – PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) diprediksi dapat meningkatkan laba bersih seiring dengan pertumbuhan kinerja Anteraja.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan, pendapatan dan juga laba bersih perseroan pada 2021 tumbuh cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pendapatan dan laba bersih 2021 masing-masing tumbuh 67,5 persen dan 63,7 persen dibandingkan tahun lalu,” tulis Rizkia dalam risetnya, Rabu (20/4/2022).
Anteraja tercatat membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 248 persen year-on-year (yoy), sehingga menjadi kontributor pendapatan utama ASSA sebesar 54 persen dari keseluruhan pendapatan.
Di tahun ini, pendapatan perseroan dari Anteraja ditargetkan tumbuh menjadi 60 persen sampai 65 persen dari total pendapatan untuk menyumbang laba bersih perseroan.
ASSA juga menyiapkan capital expenditure (capex) sebesar Rp230 miliar untuk meningkatkan kapasitas fasilitas penyortiran robotik di Anteraja menjadi 1 juta parsel/hari.
Baca Juga
Targetnya, di akhir 2022 ASSA dapat mengirimkan 1,5 juta paket/hari, melampaui pencapaian 1 juta paket/hari pada 2021.
Rizkia cukup optimistis bahwa ASSA dapat meningkatkan laba bersih melalui kinerja Anteraja. Hal ini mengingat fasilitas penyortiran robotik Anteraja yang dapat mempercepat proses sortasi.
Fasilitas tersebut bertujuan untuk mempercepat proses sortasi hingga 2 kali lipat dan meningkatkan akurasi hingga 99 persen, sehingga Anteraja dinilai dapat mempertahankan dan meningkatkan service level agreement (SLA).
“Kami yakin, fasilitas penyortiran robotik Anteraja ini akan mendukung pertumbuhan kontribusi pendapatan dan laba bersih ASSA dari segmen jasa pengiriman,” imbuh Rizkia.
Saat ini, ASSA diperdagangkan pada forward following year 2022 dengan rasio harga-laba atau P/E sebesar 30,5 kali.
Mengutip data RTI, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (20/4/2022) pukul 10.22 WIB, saham ASSA tercatat parkir di zona hijau dengan penguatan 3,50 persen atau setara 90 poin ke level 2.660.
Saham dengan kapitalisasi pasar Rp9,56 triliun tersebut sempat menyentuh level 2.580-2.720, dengan aksi beli asing di semua pasar mencapai Rp10,66 miliar.