Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Yield US Treasury Melonjak, Ekonom : Rupiah Masih Aman

Tingkat imbal hasil US Treasury meningkat ke level 2,75 persen untuk pertama kalinya sejak Maret 2019. Rupiah diperkirakan cenderung masih akan stabil. Walau memang terjadi outflow di pasar SBN.
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 13 April 2022  |  05:13 WIB
Yield US Treasury Melonjak, Ekonom : Rupiah Masih Aman
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis - Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada April 2022 diperkirakan tetap cenderung stabil meski dihadapkan pada tantangan melonjaknya tingkat imbal hasil US Treasury.

Tingkat imbal hasil US Treasury meningkat ke level 2,75 persen untuk pertama kalinya sejak Maret 2019.

Hal ini terjadi seiring dengan sikap investor yang memperhitungkan sentimen laju inflasi dan rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan dalam kisaran level Rp14.300 hingga Rp14.500 per dolar AS.

“Cenderung masih akan stabil. Walau memang terjadi outflow di pasar SBN tapi proporsi kepemilikan asingnya sudah sangat rendah. Jadi dampaknya tidak akan besar,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/4/2022).

Dia mengatakan, pada pasar saham pun aliran modal asing masih terpantau masuk, tercermin dari kinerja yang baik oleh saham-saham sektor energi.

Di samping itu, neraca perdagangan Indonesia juga diperkirakan masih akan mencatatkan surplus yang relatif tinggi.

Dengan demikian, neraca transaksi berjalan atau current account balance pada tahun ini menurutnya akan mencatatkan defisit yang lebih kecil dari perkiraan awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Rupiah sbn us treasury
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top