Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar AS Tembus Level 100, Apa Kabar Rupiah?

Indeks dolar AS menembus rekor ke posisi tertinggi di 100,20 poin di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang kembali memanas.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA –  Indeks dolar AS pada perdagangan Senin (11/4/2022) menembus 100,20 poin. Hal ini lantaran minat terhadap dolar AS meningkat di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang kembali memanas.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, target 100 poin memang akan terjadi sementara konflik di Ukraina memanas. Di sisi lain, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS turut membuat dolar AS mengalami penguatan.

“Kenaikan hari ini mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga dan konflik di Ukraina menentukan sekali terhadap penguatan indeks dolar. Apa lagi Putin saat ini sedang fokus melakukan konsolidasi dan akan merayakan kemenangan atas Ukraina, dan menguasai keseluruhan Ukraina,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (11/4/2022).

Ibrahim menyebutkan, ada kemungkinan besar kalau selanjutnya Rusia melakukan invasi kembali terhadap Ukraina dan bisa menguasai Ibu Kotanya dan mengganti Presiden Ukraina, ada kemungkinan Dolar bisa menyentuh 105, level tertinggi.

“Level ini dianggap wajar karena saat bersamaan Bank Sentral Amerika bulan ini meningkatkan suku bunga 50 bps. Ini memang akan membawa kekhawatiran pada mata uang rupiah dan komoditas,” ungkapnya.

Namun, Ibrahim mengatakan meski akan mengalami pelemahan, rupiah tidak akan jatuh terlalu signifikan.

“Ini karena pertumbuhan ekonomi dalam negeri cukup bagus. Kemudian ada kegaduhan masalah perpanjangan Presiden kemudian tentang minyak goreng ini bisa dibantah oleh Presiden menjadikan pasar optimistis pemilu tetap 2024. Ini menahan laju pelemahan rupiah sehingga kalau melemah tidak terlalu signifikan,” ungkapnya.

Untuk hari ini, penguatan indeks dolar tidak terlalu dalam menekan rupiah dengan pelemahan maksimal 15 poin.

“Walaupun dolar AS mengalami penguatan di level 100 tidak serta merta membuat rupiah melemah tajam. Karena data ekonomi cukup bagus kecuali inflasi. Tapi wajar inflasi tinggi karena bersamaan dengan bulan Ramadan. Kenaikan harga juga bisa dipertahankan karena target pemerintah kan 3 persen untuk inflasi, tapi sekarang masih ada ruang. Ini membuat rupiah stabil. Kalau melemah ke 14.400 pun akan kembali lagi, akrena BI dan pemerintah akan melakukan intervensi untuk mestabilkan rupiah,” ujarnya.

--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper