Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat di hari kelima berturut-turut hari ini, Selasa (12/4/2022), di tengah sentimen risk-off di pasar karena para pelaku pasa mempertimbangkan komentar dari Federal Reserve tentang laju pengetatan kebijakan moneter menjelang rilis data inflasi AS.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Juni 2022 terpantau menguat 0,51 persen atau 9,9 poin ke level US$1.958,1 per troy ounce pada pukul 15.32 WIB.
Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,11 persen atau 2,17 poin ke level US$1.955,69 per troy ounce.
Harga emas tengah ditopang oleh permintaan terhadap aset lindung nilai dari inflasi dan aset safe haven di tengah perang Rusia di Ukraina dan risiko terhadap pertumbuhan global. Namun, prospek kenaikan suku bunga membatasi penguatan emas.
Charles Evans, presiden Fed Bank of Chicago yang telah lama cenderung bersikap dovish, mengatakan percepatan kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi patut dipertimbangkan.
Sementara itu, investor menantikan rilis indeks harga konsumen (CPI) AS malam ini. Analis memperkirakan CPI naik 8,4 persen pada Maret secara year-on-year.
Baca Juga
Meskipun begitu, masih ada kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap tinggi. Investor masih mencari instrumen penyimpan nilai dengan kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dengan underlying emas bullion mendekati level tertinggi dalam lebih dari satu tahun, menurut data awal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
"Emas akan terus melihat arus modal yang kuat karena ketidakpastian inflasi dan pertumbuhan akan tetap tinggi selama beberapa bulan mendatang karena geopolitik dan pandangan yang berbeda tentang seberapa agresif the Fed akan bertindak," kata Edward Moya. analis pasar senior di Oanda Corp.