Bisnis.com, JAKARTA — PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) membukukan kenaikan kinerja yang signifikan sepanjang 2021. Penjualan bersih dan laba bersih WMUU naik di atas 150 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Mengutip laporan keuangan, penjualan bersih WMUU naik 168,88 persen YoY dari Rp1,15 triliun pada 2020 menjadi Rp3,09 triliun pada 2021. Penjualan bersih WMUU sebagian besar bersumber dari segmen karkas yang mencapai Rp2,95 triliun. Sementara itu, segmen ayam umur sehari atau DOC menyumbang Rp61,83 miliar, ayam broiler komersial Rp54,08 miliar, pakan Rp12,72 miliar, dan telur Rp5,60 triliun.
Adapun laba bersih WMUU tercatat naik 186,78 persen YoY dari Rp72,96 miliar menjadi Rp209,26 miliar.
Chief Financial & HCD Officer Widodo Makmur Unggas Wahyu Andi Susilo mengatakan kinerja positif WMUU tidak lepas dari kemampuan perusahaan untuk mengendalikan pos beban, terutama dengan biaya pakan ternak yang meningkat.
“Pengendalian beban ini dapat kami lakukan karena strategi bisnis kami yang berfokus pada downstream di mana proses produksi kami yang paling besar justru terjadi di Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU),” kata Andi dalam keterangan kepada Bisnis, Selasa (12/4/2022).
RPHU WMUU menghasilkan sejumlah produk konsumer seperti karkas, boneless chicken, dan karkas ayam. Perusahaan bersama dengan induk usaha PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) juga terus melakukan riset dan pengembangan beberapa bahan baku pakan ayam alternatif yang jumlah komoditasnya cukup banyak di Indonesia.
Baca Juga
“Bersama grup, kami juga dalam tahap pengembangan lahan jagung untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pakan internal,” katanya.
Untuk 2022, WMUU menargetkan pertumbuhan dan laba bersih mencapai 25 persen. Andi mengatakan angka pertumbuhan ini cukup konservatif dan didasari oleh strategi perusahaan untuk mengoperasikan RPHU baru di Jawa Barat tahun ini.
Perusahaan juga menganggarkan belanja modal Rp1,2 triliun untuk 2022 dengan sumber dana kas internal dan dukungan perbankan. Alokasi dana akan digunakan untuk modal pengembangan beberapa fasilitas perusahaan seperti RPHU, broiler commercial farm, feedmill, serta peternakan untuk breeding dan ayam petelur.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan menilai WMUU memiliki posisi yang unik karena memiliki fokus bisnis pada karkas ayam, alih-alih pakan ternak sebagaimana pemain lainnya. Hal ini membuat WMUU tidak terlalu terdampak dengan kenaikan harga bahan baku.
“Untuk WMUU kami masih rekomendasikan buy dengan target harga Rp340 per saham, dengan mempertimbangkan P/E di 7,4 kali,” katanya ketika dihubungi.