Bisnis.com, JAKARTA — PT United Tractors Tbk. (UNTR) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di kisaran US$750 juta sampai US$800 juta pada 2022. Nilai ini naik signifikan dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada 2020.
Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro menjelaskan bahwa sebagian besar dana yang disiapkan akan dialokasikan untuk mendukung lini mining services dan pertambangan. Tahun lalu, total belanja modal hanya berjumlah US$190 juta.
“Target Capex kami tahun ini memang mengalami kenaikan yang cukup besar. Dana yang kami cadangkan tahun ini untuk capex berkisar US$750 juta sampai US$800 juta,” kata Iwan, Jumat (8/4/2022).
Dia mengatakan alokasi untuk mining services dan pertambangan setidaknya mencapai US$570 juta. Lalu sekitar US$170 juta akan dibelanjakan untuk tambang emas dan infrastruktur pabrik, serta sistem manajemen.
“Lalu sisanya dibagi rata untuk bisnis-bisnis lainnya seperti construction machinery mungkin sekitar US$40 juta machinery dan lainnya sekitar US$4 juta,” tambahnya.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan perseroan tidak meningkatkan capex untuk melakukan ekspansi anorganik, seperti akuisisi tambang emas dan mineral. Menurutnya, anggaran akuisisi belum masuk ke dalam capex senilai US$750 juta ini.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma mengatakan perusahaan sudah berencana untuk masuk ke bisnis pertambangan mineral.
Hal ini setidaknya telah direalisasi ketika perusahaan mengambil alih operasional tambang emas pada akhir 2018. Adapun untuk bisnis pertambangan nikel, perusahaan masih mempertimbangkan banyak aspek.
“Kami melihat dari beberapa faktor seperti apa size-nya lalu status lahan untuk nikel dan mineral lainnya. Ini perlu telaah yang benar. Memang nikel menjadi salah satu driver yang mendorong kebutuhan alat,” paparnya.
Frans melanjutkan, UNTR akan mempertimbangkan sejumlah opsi akuisisi, termasuk melakukan akuisisi greenfield atau akuisisi dari yang sudah beroperasi.
“Kita tahu kalau masuk ke area greenfield yang tersedia tidak banyak karena semua sudah dieksploitasi. Selain itu UU Minerba sudah mensyaratkan semua bisnis pertambangan mineral harus sudah sampai tahap processing,” pungkasnya.