Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multipolar (MLPL) Berbalik Laba Rp201 Miliar, Rights Issue Segera Tuntas

Seiring kenaikan laba bersih, perseroan membukukan peningkatan penjualan bersih 0,38 persen menjadi Rp10,31 triliun pada 2021, dari tahun sebelumnya Rp10,27 triliun.
Presiden Direktur dan CEO PT Multipolar Tbk. (MLPL) Adrian Suherman dalam webinar Multipolar, Selasa (14/12/2021)/Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.
Presiden Direktur dan CEO PT Multipolar Tbk. (MLPL) Adrian Suherman dalam webinar Multipolar, Selasa (14/12/2021)/Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan investasi Grup Lippo, PT Multipolar Tbk. (MLPL) atau MPC mencetak laba bersih Rp201,25 miliar pada akhir 2021, tumbuh signifikan dari posisi rugi bersih 2020 sebesar Rp793,09 miliar.

Seiring kenaikan laba bersih, Multipolar membukukan peningkatan penjualan bersih 0,38 persen menjadi Rp10,31 triliun pada 2021, dari tahun sebelumnya Rp10,27 triliun.

CEO dan Presiden Direktur Multipolar Adrian Suherman mengatakan, perseroan mampu mencetak kinerja positif saat bisnis ritel MPC terkena dampak penutupan sementara dan pembatasan jadwal operasional gerai-gerainya dalam mendukung upaya pemerintah membatasi penyebaran virus Covid-19.

Sementara itu bisnis teknologi dan digital lewat PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) disebut menyumbang keuntungan yang signifikan. MLPT melaporkan pendapatan hampir Rp3 triliun pada 2021, naik 11,6 persen dari 2020, dan laba bersih Rp259 miliar, melonjak 50,2 persen secara tahunan.

“MLPT bersama dengan anak-anak perusahaannya, dengan titik-titik layanan pelanggan yang tersebar di banyak pelosok Indonesia, terus mengembangkan bisnisnya dalam bidang cloud computing, big data, artificial intelligence dan layanan berbasis teknologi lainnya,” jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (1/4/2022).

Menurutnya, bisnis ritel MPC juga mulai menunjukkan perbaikan kinerja, dipimpin oleh PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) yang melaporkan penjualan kotor sebesar Rp10,3 triliun pada 2021, naik 19,6 persen dari 2020 dan laba bersih sebesar Rp913 miliar, berbalik drastis dari kerugian bersih sebesar Rp 873 miliar pada 2020.

LPPF juga telah melunasi seluruh pinjamannya per akhir tahun 2021, setelah mencatatkan saldo pinjaman sebesar Rp 1 triliun per akhir 2020.

Sementara itu PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) juga berhasil menuntaskan rights issue pada Desember 2021 dan memperoleh dana sebesar Rp720 miliar.

MPPA menggunakan dana hasil rights issue untuk memperkuat neraca keuangannya secara substansial serta menyediakan modal yang cukup untuk rencana pertumbuhan bisnisnya.

Adrian menerangkan, MPPA dan LPPF terus melanjutkan ekspansi jaringan omnichannel melalui platform digital yang dimiliki sendiri serta ratusan toko virtual di berbagai marketplace seperti GoMart, Tokopedia, Grabmart, Shopee, Blibli, dan lainnya.

Di bidang fintech, PT Bank Nationalnobu (NOBU) tengah berakselerasi dalam evolusinya ke arah digital banking, setelah meluncurkan aplikasi NobuNEO pada 2021.

Adapun penambahan modal melalui rights issue Multipolar disebut berjalan sesuai rencana, dengan target selesai pada April 2022.

“Hasil penambahan modal ini akan digunakan untuk membiayai strategi pertumbuhan perseroan melalui investasi dan akuisisi, serta memperkuat neraca keuangan perseroan,” jelas Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper