Bisnis.com, JAKARTA - Sejak Senin kemarin (21/3) hingga Selasa hari ini, terdapat banyak cuitan di media sosial Twitter dari spam bot dengan konten yang seolah-olah meramaikan rencana penawaran perdana saham (IPO) GoTo di BEI.
Hal ini lantas menyebabkan ramainya pembicaraan di media sosial dengan tuduhan kurang sedap terhadap PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) di April mendatang.
Terang saja, tuduhan ini menjadi pembahasan warganet, mengingat sudah ada histori penggunaan akun sosial media untuk melakukan pompom dalam meramaikan IPO Bukalapak di Agustus tahun lalu.
Tuduhan ini juga muncul dalam beberapa utas (thread) di Twitter yang mengunggah serangkaian contoh mengapa ada dugaan pasukan spam ini mencoba membangun keramaian di media sosial.
Sebetulnya, akun-akun ini memiliki karakteristik yang sama, yaitu belum lama dibuat, menggunakan nama atau foto yang kemungkinan tidak asli, punya jumlah follower yang sangat sedikit, dan mengunggah informasi dan pernyataan yang hampir sama persis antara satu akun dan akun lainnya.
Ketika dikonfirmasi Bisnis.com mengenai hal tersebut, Koesoemohadiani, Corporate Secretary GoTo, membantah dengan tegas GoTo menggunakan spam ataupun pompom untuk membuat penawaran perdananya menjadi lebih laku.
"Kami mengamati hal tersebut dan sangat menyayangkan terjadinya praktik yang tidak bertanggung jawab seperti ini. Tindakan tersebut jelas bukan bagian dari aksi perusahaan, karena kami sangat memahami dampak negatif tindakan seperti ini terhadap reputasi perusahaan dan proses penawaran perdana GoTo. Hal ini juga sangat bertentangan dengan dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang kami anut," kata Diani.
"Sebagai tindak lanjut, kami telah mengambil langkah cepat dan tegas dengan melaporkan konten-konten tidak bertanggung jawab tersebut kepada Twitter selaku penyedia platform, karena konten-konten tersebut secara jelas melanggar ‘Kebijakan terkait Manipulasi Platform dan Spam’ yang dimiliki Twitter. Pihak Twitter sudah melakukan investigasi mendalam dan akun-akun tersebut sudah ditangguhkan karena terbukti melanggar Peraturan Twitter."
Diani mengatakan, GoTo juga meminta Twitter untuk menindak ‘akun-akun hantu’ tersebut agar tidak menimbulkan permasalahan yang merugikan reputasi GoTo serta menambah kericuhan di media sosial. Juga agar praktik-praktik seperti ini tidak terjadi lagi ke depannya bukan hanya terhadap GoTo tapi juga calon emiten lain yang sedang berusaha melakukan penawaran umum perdana dan melantai di BEI.
"Dalam proses IPO ini, kami senantiasa berusaha untuk menjaga komunikasi dengan baik dan bertanggung jawab kepada masyarakat luas, baik untuk memperkenalkan rencana IPO, maupun mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan risiko dalam berinvestasi saham.
Langkah-langkah tersebut kami lakukan dengan menggunakan kanal komunikasi yang dapat menyediakan informasi secara akurat dan kredibel, seperti akses kepada prospektus GoTo dan tata cara pemesanan e-IPO melalui situs web perusahaan, serta menginformasikan rencana IPO GoTo melalui media massa.
Kami mengajak para calon investor untuk terus mendapatkan dan mempelajari informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, termasuk kanal resmi perusahaan ataupun situs web e-IPO BEI untuk dapat membuat keputusan investasi terbaik."