Bisnis.com, JAKARTA – Sejak awal 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan kinerja positif. Bahkan pada hari ini, Kamis (17/3/2022) sempat menyentuh level 7.000, walaupun pada akhirnya ditutup melemah.
Positifnya kinerja IHSG sepanjang tahun karena dorongan saham-saham blue chip turut membuat kinerja reksa dana saham tumbuh bahkan pada beberapa produk mencatatkan kinerja di atas pertumbuhan IHSG.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan positifnya pergerakan bursa di Tanah Air saat ini didorong oleh beberapa sentimen positif, diantaranya kenaikan harga komoditas, dan data-data makro Indonesia yang menunjukkan optimisme recovery ekonomi.
“Misalnya surplus perdagangan tinggi dan hampir dua kali dari ekspektasi,” ujar Wawan saat dihubungi Bisnis, Kamis (17/3/2022).
Namun di tengah baiknya kinerja reksa dana saham sepanjang tahun ini, Wawan menyampaikan yang menarik adalah dana kelolaan reksa dana terpantau menurun baik pada Januari maupun Februari.
“Ini artinya investor malah profit taking ketika ada profit di reksa dana mereka malah jual. Tapi reksa dana secara overall tidak turun tajam ya,” terang Wawan.
Baca Juga
Wawan memperkirakan dana yang keluar dari reksa dana saham tersebut sementara bisa jadi ditempatkan di produk reksa dana lain, misalnya di reksa dana pendapatan tetap ataupun reksa dana pasar uang.
Dia melihat bahwa ada investor di Tanah Air yang memilih untuk profit taking ketika kinerja saham naik dan begitu pun sebaliknya. Walaupun sebenarnya dia tetap menyarankan investor di reksa dana saham idealnya berinvestasi untuk jangka panjang.
Terlepas dari itu, Wawan pun mengungkapkan bahwa prospek kinerja reksa dana ke depan masih akan positif karena sentimen global yang ada sekarang berdampak pada kenaikan harga komoditas yang menguntungkan bagi pasar Indonesia.
Wawan pun mengaku kinerja reksa dana saham saat ini masih sejalan dengan proyeksinya. Di mana pada akhir tahun dia memperkirakan IHSG akan menyentuh level 7.400.