Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berakhir Merah! Investor Asing Belanja BBRI, MPPA Melesat

Sebanyak 274 saham menguat, 250 saham melemah dan 155 saham bergerak stagnan pada akhir perdagangan IHSG hari ini.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,40 persen atau 28,01 poin ke 6.964,38 pada perdagangan Kamis (17/3/2022).

Sebanyak 274 saham menguat, 250 saham melemah dan 155 saham bergerak stagnan. Sepanjang hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertingginya 7.032,70 dan level terendah 6.949,16.

Investor asing terpantau membukukan aksi beli bersih atau net foreign buy Rp691,05 miliar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing Rp409,3 miliar dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dibeli asing Rp92,3 miliar.

Hari ini, saham PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) melejit 22,29 persen dan saham PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) melesat 17,22 persen.

Di sisi lain, jajaran top losers di antaranya dipimpin oleh PT Cahaya Bintang Medan Tbk. (CBMF) yang turun 6,41 persen atau 5 poin ke harga Rp73 per saham. Selanjutnya ada saham SBMA dan HRUM yang turun masing-masing 5,63 persen dan 4,33 persen.

Sebelumnya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan, pola gerak IHSG sedang berusaha mencetak rekor all time high kembali.

Menurutnya, peluang kenaikan jangka pendek masih cukup besar yang ditunjang oleh rilis data perekonomian tingkat suku bunga pada hari ini.

Selain itu arus deras capital inflow secara ytd yang tercatat masuk ke dalam pasar modal Indonesia juga akan turut mewarnai pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat, terutama terkait ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper