Bisnis.com, JAKARTA – Rencana kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 6 kali akan berdampak bagi emiten saham di Indonesia.
Head of Research MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menjelaskan, kenaikan suku bunga The Fed berpotensi menjadi sentimen positif untuk menguatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (17/3/2022).
Namun, investor diminta untuk tetap waspada. Pasalnya, harga komoditas dunia ikut merosot, seperti harga batu bara yang anjlok 15,97 persen dan harga nikel yang menurun 5,47 persen di tengah kenaikan yield obligasi Amerika Serikat untuk tenor 10 tahun.
“Investor kembali perlu waspada dan berhati-hati akan kejatuhan harga saham berbasis komoditas menyusul turunnya harga komoditas,” jelas Edwin dalam keterangan tertulis (17/3/2022).
Terpisah, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan kenaikan suku bunga The Fed ini sudah diprediksi. Ia menganggap dampaknya akan cenderung netral.
“Kenaikan suku bunga The Fed sudah sesuai dengan ekspektasi, jadi dampaknya cenderung netral,” jelas Mino kepada Bisnis, (17/3/2022).
Baca Juga
Di sisi lain, harga emas sempat turun drastis sesaat setelah The Fed pertama kali mengumumkan akan menaikkan suku bunga acuan. Sempat jatuh ke harga US$1.800, harga emas kini menguat kembali ke posisi US$1.920.
Pada perdagangan Kamis pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus angka 7.000 seiring dengan kenaikan suku bunga The Fed dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang mulai mereda.