Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Hentikan Pengembangan Vaksin Covid-19

Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menghentikan pengembangan vaksin GX-19 untuk covid-19
Rinaldi Mohammad Azka
Rinaldi Mohammad Azka - Bisnis.com 17 Maret 2022  |  12:57 WIB
Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Hentikan Pengembangan Vaksin Covid-19
Direktur PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Bernadus Winata menyampaikan rencana kerja perseroan dalam Public Expose Live 2021, Rabu (8/9 - 2021)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menghentikan pengembangan vaksin GX-19 untuk covid-19 yang saat ini telah memasuki fase uji klinik 2b/3 di Indonesia.

Sie Djohan, Direktur Kalbe Farma menuturkan rencana perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi dan telah tersedianya suplai vaksin Covis-19 baik yang dipergunakan vaksin primer atau booster, membuat kebutuhan vaksin baru tidak dirasakan signifikan lagi.

Kalbe dan Genexine memutuskan menghentikan proses pengembangan vaksin Covid GX-19, tetapi akan tetap memanfaatkan teknologi DNA untuk pengembangan vaksin lain sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk onkologi.

“Perubahan status pendemi Covid-19 menjadi endemi, seperti penyakit influensa menyebabkan urgensi pengembangan vaksin menjadi tidak signifikan, ditambah suplai vaksin di Indonesia telah mencukupi, “katanya dalam keterangan resmi, Kamis (17/3/2022).

Namun demikian, emiten bersandi KLBF INI terus berinovasi untuk mengembangan teknologi DNA vaksin ini menjadi vaksin lain di luar Covid-19 misalnya untuk onkologi.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk Bernadus Karmin Winata menambahkan strategi perusahaan menghentikan proses pengembangan vaksin Covid GX-19 menjadi vaksin lain yang berbasis DNA tidak berpengaruh secara material bagi bisnis perusahaan, karena sejak awal kontribusi bisnis vaksin GX-19 belum diperhitungkan ke dalam target pendapatan perusahaan.

“Biaya yang telah dikeluarkan untuk proses uji klinik fase 2b/3 juga tidak material dan tidak mempengaruhi keuangan perusahaan, “ tambah Bernadus.

Kalbe Farma berdiri sejak 1966 dan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep, divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas, multivitamin dan minuman supplemen siap saji, divisi nutrisi; dan divisi distribusi & logistik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kalbe farma Covid-19 Vaksin Covid-19
Editor : Pandu Gumilar

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top