Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga The Fed Naik, Analis: Saham IPO GoTo Terimbas

Langkah The Fed yang menaikkan suku buka lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya dapat berimbas bagi kenaikan suku bunga Bank Indonesia, dan memengaruhi permintaan IPO GoTo.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif hingga 6 kali lebih banyak di tahun 2022 ini. Langkah tersebut berisiko menggoyang permintaan penawaran saham perdana (IPO) PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia, Lionel Priyadi menyebutkan, langkah The Fed yang menaikkan suku buka lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya dapat berimbas bagi kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada laju perdagangan startup teknologi dan unicorn yang ada, khususnya bagi GoTo yang tengah gencar IPO.

“Kami menyarankan untuk mempertimbangkan sektor dengan interest sensitif, khususnya startup teknologi dan unicorn. Sangat disayangkan GoTo memilih momen yang kurang tepat untuk IPO,” ujar Lionel dalam keterangan tertulis, (17/3/2022).

The Fed telah memperkirakan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang melonjak pada akhir 2022 mendatang di angka 4,3 persen. Jumlah ini melampau proyeksi sebelumnya yakni 2,7 persen.

Oleh karena itu, The Fed meningkatkan proyeksi suku bunga menjadi 2 persen pada akhir tahun ini. Suku bunga akan semakin meningkat hingga 2,75 persen pada akhir tahun 2023 mendatang.

Langkah agresif The Fed berpotensi menempatkan Bank Indonesia untuk turut mengambil kebijakan menaikkan suku bunga 6 kali 25 bps menjadi 5 persen dari saat ini sebesar 3,5 persen. Apabila Bank Indonesia tidak mengikuti suku bunga The Fed, akan berisiko melemahkan nilai tukar rupiah akibat capital outflow.

Dengan ketidakpastian situasi perekonomian di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina saat ini yang mendorong inflasi, profitabilitas saham terutama yang baru saja melantai seperti GoTo nantinya dapat mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper