Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Capai Rekor Penutupan Tertinggi 6.992, Investor Asing Borong Saham Rp2 T, Marcap Tembus Rp8.800 T

HSG naik 74,21 poin atau terapresiasi 1,07 persen ke level 6.992,39, level penutupan tertinggi sepanjang sejarah.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia perdana tahun ini pada Senin (3/1/2022). IDX.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia perdana tahun ini pada Senin (3/1/2022). IDX.

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor penutupan tertinggi baru pada Rabu (16/3/2022) seiring dengan masuknya investor asing hingga Rp2,09 triliun.

IHSG naik 74,21 poin atau terapresiasi 1,07 persen ke level 6.992,39, level penutupan tertinggi sepanjang sejarah. IHSG sempat menyentuh level terendah 6.946,84 dan lanjut menguat di posisi tertinggi.

Rekor IHSG diwarnai dengan aksi investor asing mencatatkan net foreign buy sebesar Rp2,09 triliun di seluruh pasar, mengutip data RTI. Total transaksi saham hari ini mencapai Rp15,27 triliun, dan kapitalisasi pasar (market cap) sejumlah Rp8.802 triliun.

Mayoritas saham dalam indeks terpantau berada di zona hijau, dengan 315 saham menguat, 215 melemah, dan 151 saham stagnan. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp8.802 triliun.

 Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat menjadi yang paling banyak diincar asing dengan nilai Rp655,4 miliar.

Saham BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyusul di belakangnya dengan nilai Rp372,5 miliar, sementara saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp208,3 miliar.

Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga masuk jajaran saham yang diborong asing dengan nilai Rp141,8 miliar. Adapun nilai net foreign buy saham BUMN, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berada di posisi selanjutnya sebesar Rp111,3 miliar.

Analis OCBC Sekuritas Hendry Andrean menyampaikan IHSG terlihat mengikuti tren pergerakan bursa regional Asia lainnya yang juga berada dalam tren positif.

"Tren penguatan bursa Asia hari ini terlihat dimotori oleh lonjakan indeks Hang Seng hingga setelah sehari sebelumnya mengalami koreksi cukup signifikan karena sentiment negatif dari peningkatan kembali kasus baru Covid-19 di China secara tiba-tiba," paparnya dalam publikasi riset.

Tren penguatan pada bursa saham dunia hari ini tampaknya sudah mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed yang pertama sejak tahun 2008.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya hingga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC yang akan dimulai malam ini.

Sementara itu dari dalam negeri, BI juga akan mengadakan RDG bulanannya mulai hari ini hingga esok dimana BI diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level 3,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper