Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Senin (14/3/2022) atau Selasa pagi WIB, karena selera risiko investor meningkat menyusul meredanya guncangan awal atas perang Rusia-Ukraina.
Rusia-Ukraina memberikan sinyal bahwa diplomasi kedua belah pihak mungkin benar-benar berhasil.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$24,2 atau 1,22 persen, menjadi ditutup pada US$1.960,80 per ounce. Emas mencapai terendah sesi di US$1.952,20, yang menandai titik terendah sejak 4 Maret, mengutip Antara.
Kejutan awal konflik Rusia-Ukraina mereda ketika pejabat Rusia dan Ukraina memulai putaran keempat pembicaraan damai, memicu selera risiko investor.
"Ada beberapa perkembangan yang berpotensi positif di medan perang Rusia-Ukraina dan itu telah mendorong reli pasar ekuitas dan merusak pasar logam," Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menulis dalam sebuah catatan.
Harga emas juga tertekan imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun melonjak, karena Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga minggu ini.
Baca Juga
Investor juga menunggu penutupan dan pengumuman pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (16/3/2022). Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Rabu (16/3/2022) setelah pertemuan FOMC ditutup.
"Terlepas dari suasana risk-on (pengambilan risiko) di seluruh pasar, Saya belum akan menyebut ini (reli baru-baru ini) sebagai puncaknya emas, karena situasi (Ukraina) ini masih belum pasti. I," kata analis Julius Baer, Carsten Menke.