Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor komoditas timah dari emiten pelat merah PT Timah Tbk. (TINS) tidak terpengaruh adanya konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, hanya berpotensi terlambat.
Corporate Secretary TINS Abdullah Umar Baswedan mengatakan ekspor timah ke Eropa saat ini dengan adanya perang berpotensi keterlambatan karena faktor di pintu-pintu kedatangan menimbulkan antrean semakin panjang.
"Itu risikonya tidak di PT Timah, tapi di sana. Kita melihat belum ada dampak pengurangan. Order dan lainnya masih sama," jelasnya saat ditemui, Senin (14/3/2022).
Abdullah mengatakan posisi ekspor Timah cukup jauh dari perang.
Untuk tahun ini sendiri, Timah menargetkan produksi mencapai 35.000 ton, sebagian besar atau 65 persen dijual dengan cara trading, 35 persen diekspor ke pasar Eropa.
Emiten bersandi TINS ini optimistis pada 2022 bisa mencapai produksi lebih baik dari 2021, baik dari tambang di laut, darat, dan dari optimalisasi bijih-bijih kita yang masih terserak di lokasi-lokasi tertentu, termasuk memperkuat tambang darat untuk menghindari pencuriandan lainnya.
Baca Juga
"Optimalisasi pengembangan aset dan penambangan di darat juga kita lakukan. Kita ingin berkolaborasi dengan seluruh pihak dan stakeholder agar bijih kita aman," imbuhnya.
Terkait harga, TINS juga berharap harga stabil. Pasalnya, PT Timah yakin belum ada pengganti timah untuk user industri elektronik.
"Timah mengikuti harga komoditi lainnya kami harap stabil," jelasnya.