Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SR016 Laris Manis, Pemerintah Tambah Kuota Hingga Rp25 Triliun

Pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk menambah kuota pemesanan SR016 hingga penutupan penawaran 17 Maret 2022.
Ilustrasi Sukuk Ritel SR13/Instagram @djpprkemenkau
Ilustrasi Sukuk Ritel SR13/Instagram @djpprkemenkau
Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah siap menambah kuota pemesanan sukuk ritel (SR) seri SR016 hingga Rp25 triliun seiring dengan animo investor yang tinggi.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring pada Kamis (10/3/2022) sekitar pukul 13.00 WIB, total penjualan SR016 telah menyentuh Rp8,54 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp1,45 triliun dari target Rp10 triliun.

Terkait hal tersebut, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan minat investor terhadap instrumen ini.

Ia menuturkan, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk menambah kuota pemesanan SR016 hingga penutupan penawaran 17 Maret mendatang. Apalagi, hari ini ada 1 seri sukuk ritel yang jatuh tempo, yakni SR011.

"Akan terus diupsize semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan investasi masyarakat. Kami menyiapkan hingga Rp25 triliun," katanya saat dihubungi pada Kamis (10/3/2022).
Sebelumnya, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, minat investor terhadap SR016 masih akan besar. Hal ini mengingat tingkat kupon yang ditawarkan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan ORI021.
"Dengan tingkat kupon yang sedikit lebih tinggi dari ORI021 dan dari kondisi likuiditas rupiah yang masih ample dan ada SR012 yang akan jatuh tempo 10 Maret 2022 sebesar Rp12,1 triliun, kami perkirakan penerbitan SR016 akan sukses seperti ORI021,” jelasnya

Namun, Handy mengatakan terdapat risiko dari kejutan FOMC meeting Maret, terlebih Jika The Fed menaikkan suku bunga yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

“Risikonya mungkin lebih dari sisi surprise FOMC meeting Maret, Jika The Fed menaikkan suku bunga lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang saat ini kenaikannya 25 bps,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper