Bisnis.com, JAKARTA – Minat masyarakat terhadap surat berharga negara (SBN) ritel diyakini akan tetap terjaga sepanjang tahun 2022.
Pada hari ini, Selasa (22/3/2022), Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan resmi menetapkan hasil penjualan sukuk ritel (SR) seri SR016 senilai Rp18,4 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi DJPPR Kementerian Keuangan, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di SR016.
Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan sepanjang masa penawaran SR016.
Ke depannya, pasar tetap optimistis minat masyarakat terhadap SBN ritel akan terjaga sepanjang tahun. Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menilai, minat investor terhadap SBN ritel akan cukup terjaga.
Terjaganya kondisi likuiditas serta surplus neraca perdagangan karena tren harga komoditas menurutnya akan menjadi katalis positif bagi prospek SBN ritel pada tahun ini.
Baca Juga
Meski demikian, minat investor ritel ke depannya juga akan ditentukan oleh besaran kupon yang akan ditawarkan pemerintah.
Ia mengatakan, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah instrumen untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga global. Handy menuturkan, pemerintah memiliki beberapa instrumen ritel seperti sukuk tabungan dan savings bond ritel yang memiliki karakteristik yang cocok dengan kondisi tersebut.
Umumnya, sukuk tabungan dan savings bond ritel memiliki tingkat bunga yang mengambang (floating) dan tidak dapat diperdagangkan (non tradeable).
“Menurut saya, dengan makin beragamnya instrumen obligasi dan sukuk ritel, prospek minat partisipasi masyarakat untuk membeli obligasi pemerintah akan tetap positif,” ujarnya.
Rachel Sugeha, Senior Vice President Wealth Management KoinWorks mengatakan, setelah penjualan SR016, Rachel optimistis minat investor terhadap penerbitan SBN ritel masih akan baik dan disambut positif. Hal ini mengingat modal awal yang diperlukan tidak begitu tinggi dan dapat menjangkau masyarakat kelas menengah.
Prospek SBN ritel juga ditopang oleh semakin banyak anak muda investor pemula dengan tingkat literasi keuangan yang baik.
“Kami meyakini, SBN ritel masih akan menjadi salah satu opsi investasi yang dipertimbangkan,” katanya.
Ia menambahkan, potensi kenaikan suku bunga yang akan dilakukan The Fed juga tidak akan mempengaruhi pasar SBN ritel secara signifikan. Hal ini seiring dengan kondisi pasar obligasi Indonesia yang didominasi oleh investor dalam negeri.
Rachel menambahkan, sejauh risiko investasinya rendah dan kupon yang ditawarkan cukup menarik, investor domestik ke depannya masih memiliki minat yang tinggi pada SBN ritel.
“KoinWorks juga akan selalu melakukan edukasi serta finansial literasi kepada calon investor sehingga awareness mengenai produk SBN diharapkan semakin meningkat,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan, Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha. Ia mengatakan, investor akan tetap mencari SBN ritel sepanjang tahun ini.
“Ke depannya kami menilai instrumen SBN Ritel masih menjadi favorit para investor, didorong oleh fundamental ekonomi Indonesia yang relatif kuat dan diikuti oleh dukungan dari perbankan,” kata Rudi dikutip dari keterangan resmi.
Rudi mengatakan, dalam mendorong minat investor, Bank Mandiri telah melakukan beberapa strategi promosi salah satunya melalui media iklan yang berbasis online termasuk mengoptimalisasikan channel komunikasi Bank Mandiri seperti Media Sosial Resmi dan pemasangan iklan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.