Bisnis.com, JAKARTA - PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) membukukan pendapatan sebesar Rp1,32 triliun di 2021. Pendapatan ini tumbuh 134 persen jika dibandingkan pendapatan perseroan di periode yang sama tahun lalu (YoY) yang sebesar Rp563,89 miliar.
Kenaikan pendapatan tersebut membuat performa Earning Before Tax Depreciation & Amortization (EBITDA) perseroan naik 84 persen atau menjadi Rp149,62 miliar dibandingkan EBITDA tahun 2020 sebesar Rp81,35 miliar.
Dengan peningkatan tersebut, performa laba bersih perseroan ikut naik signifikan. Sepanjang tahun 2021, IRRA meraih total laba bersih sebesar Rp112,38 miliar atau tumbuh 86 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp60,29 miliar.
Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif menuturkan, hasil pencapaian tahun 2021 tersebut sejalan dengan target manajemen. Sebelumnya, manajemen menargetkan angka pertumbuhan tahun 2021 sebesar 80 persen hingga 100 persen.
“Alhamdulilah, di tahun 2021 kami kembali mampu mencapai apa yang kami targetkan, dengan pendapatan tumbuh 134 persen dan laba bersih tumbuh 86 persen," kata Heru dalam keterangan resmi, Senin (7/3/2022).
Adapun kontribusi pendapatan berdasarkan segmen pelanggan, pelanggan non-pemerintah yang terdiri dari korporasi dan ritel mampu menjadi yang terbesar dengan porsi mencapai 50,3 persen. Pelanggan di segmen ini meningkat dibandingkan tahun 2020 yang porsinya masih sebesar 34 persen dan pada 2019 dibawah 30 persen.
Kemudian berdasarkan segmen produk, pendapatan produk alat kesehatan diagnostik invitro tercatat sebesar Rp1,17 triliun atau meningkat 183 persen YoY. Sementara, segmen alat kesehatan non-elektromedik tercatat sebesar Rp141,23 miliar atau turun 4 persen. Segmen produk lainnya tercatat sebesar Rp1,32 miliar meningkat 134 persen.
Heru melanjutkan, IRRA juga berhasil meningkatkan performa neraca melalui kenaikan aset yang signifikan, dengan kenaikan yang bersumber dari kenaikan ekuitas, sehingga posisi neraca perusahaan semakin kuat.
Perseroan tercatat membukukan total aset sebesar Rp782,04 miliar, tersebut meningkat 46 persen dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp535,27 miliar.
Kenaikan aset tersebut berasal dari kenaikan ekuitas perseroan sebesar Rp502,05 miliar per 31 Desember 2021. Perolehan tersebut naik dua kali lipat atau sebesar 107 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp242,33 miliar.
Sementara total liabilitas perseroan di tahun 2021 sebesar Rp279,99 miliar atau turun 4 persen dibandingkan tahun lalu. Pencapaian tersebut membuat neraca keuangan Perseroan semakin kuat. Rasio utang terhadap modal (Debt to Equity) turun dari 1,21 kali di tahun 2020, menjadi 0,56 kali di tahun 2021.