Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Saham Termahal, Solusi Tunas Pratama (SUPR) Belum Ada Rencana Stock Split

Hingga saat ini, manajemen Solusi Tunas Pratama (SUPR) masih fokus pada poerasional perseroan.
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pramata Tbk. Sektor telekomunikasi yang moncer selama pandemi covid-19 membuat perusahaan yakin target pendapatan hingga akhir tahun bisa tumbuh 9-10 persen./stptower.com
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pramata Tbk. Sektor telekomunikasi yang moncer selama pandemi covid-19 membuat perusahaan yakin target pendapatan hingga akhir tahun bisa tumbuh 9-10 persen./stptower.com

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) tercatat menjadi saham termahal yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini. Sebelum disuspensi BEI pada 24 Februari 2022, saham SUPR tercatat diperdagangkan di level Rp70.975 per saham.

Direktur Utama SUPR Juliawati Gunawan Halim mengatakan, dengan saham yang naik tinggi tersebut, perseroan belum membahas rencana stock split atau pemecahan saham hingga saat ini.

"Kami masih fokus integrasi setelah diakuisisi Protelindo. Kami masih fokus pada operasional kami dulu saat ini," ucap Juliawati dalam public expose insidentil SUPR, Selasa (1/3/2022).

Sementara itu mengenai kabar go private SUPR yang beredar akibat kepemilikan saham publik yang susut menjadi 0,04 persen, Juliawati menegaskan pihaknya masih memiliki waktu dua tahun untuk pemenuhan pemegang saham.

Hal ini mengikuti ketentuan yang berlaku terkait pengalihan kembali saham setelah pelaksanaan mandatory tender offer (MTO).

"Ada dua tahun untuk kami memenuhi ketentuan bursa. Go private, saya tidak bisa berkomentar tentang itu, karena hal ini belum pernah dibicarakan dan diputuskan," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Protelindo Irfan Ghazali mengatakan, pihaknya memiliki waktu dua tahun untuk memenuhi ketentuan jumlah pemegang saham publik setelah melakukan penawaran tender wajib.

"Sesuai apa yang kita katakan ke bursa, kami masih melakukan diskusi internal. Keterangan sampai di situ, sesuai yang kami sampaikan ke bursa," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper