Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Cenderung Terangkat Fundamental Domestik, Abaikan Krisis Ukraina?

Optimisme IHSG saat ini tergambar pada capaian pertumbuhan indeks walaupun terdapat volatilitas global.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Walaupun terdapat volatilitas dari sisi global, analis menilai saat ini pasar saham Indonesia belum memiliki masalah secara fundamental di dalam negeri dan cenderung melahirkan optimisme.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Rabu (23/2/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh level tertinggi sepanjang masa yaitu 6.920,06, setelah pada perdagangan sebelumnya sempat melemah.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan bahwa optimisme IHSG saat ini tergambar pada capaian pertumbuhan indeks walaupun terdapat volatilitas global.

Volatilitas tersebut di antaranya tapering oleh The Fed yang berujung pada rencana kenaikan suku bunga AS pada Maret mendatang dan juga krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Namun Wawan melihat hal tersebut tidak memberikan masalah fundamental di dalam negeri.

“Overall kita tembus ke level 6.900 saat ini, berarti kan ada optimisme yang begitu tinggi,” ungkap Wawan kepada Bisnis, Rabu (23/2/2022).

Optimisme tersebut ungkap Wawan terkait dari kondisi fundamental di Tanah Air, mulai dari pertumbuhan ekonomi, kenaikan indeks keyakinan konsumen lalu update neraca dagang dengan meningkatnya impor.

Data-data tersebut ungkap Wawan seluruhnya menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam masa pemulihan atau recovery.

“Kalau menuju ke recovery berarti yang diekspektasikan oleh para pelaku pasar saat ini adalah perbaikan dari para emiten-emiten. Kalau melihat seperti itu, valuasi pasar modal yang berada di level 6.900 itu tidak mahal.” terang Wawan.

Ketika terdapat proyeksi peningkatan pendapatan emiten, Wawan menilai bahwa valuasi saham saat ini murah dan hal ini yang membuat investor asing terus masuk ke pasar saham Indonesia.

Lebih lanjut, Wawan juga menyatakan kenaikan harga komoditas saat ini berdampak positif bagi perekonomian di dalam negeri karena merupakan eksportir besar untuk batu bara.

Adapun yang mendukung kenaikan harga komoditas adalah pemulihan ekonomi dunia serta krisis geopolitik Rusia dan Ukraina. Sekalipun jika krisis Rusia-Ukraina mereda, Wawan mengatakan tidak akan membuat harga komoditas terjun bebas.

“Optimismenya tinggi sekali untuk tahun ini karena meskipun kita PPKM-nya naik tapi aktivitas ekonomi sepertinya tidak jatuh atau tidak turun seperti saat gelombang Delta,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Wawan memproyeksikan IHSG akan tumbuh 10-12 persen dengan target akhir tahun berada dalam rentang level 7.400-7.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper