Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Tegaskan Kinerja SBN Masih Kuat Hadapi Tekanan Global di Awal 2022

Sri Mulyani menilai, spread SBN yang terjaga tersebut didukung oleh kondisi likuiditas yang cukup ample dan kondisi fundamental domestik yang cukup kuat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa tekanan yang terjadi di pasar global pada awal tahun ini tidak berdampak terlalu besar terhadap kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Sri Mulyani mengatakan, di tengah peningkatan tingkat imbal hasil atau yield US Treasury yang tajam, sejalan dengan dilakukannya tapering the Fed dan rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR), yield SBN meningkat secara perlahan, bahkan mula terjadi inflow ke pasar SBN.

“Tingkat imbal hasil Surat Utang Negara [SUN] 10 tahun naik 13 basis poin [bps] secara tahun berjalan, [lebih baik] dibandingkan beberapa negara seperti Mexico yang naik 20 bps dan India 21 bps,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/2/2022).

Sri Mulyani menyampaikan, bahkan beberapa negara mencatatkan adanya kenaikan tingkat imbal hasil obligasi yang tinggi, seperti Filipina sebesar 77 bps dan Rusia 139 bps.

“Jadi dalam hal ini kenaian SUN 10 tahun naik 13 bps masih relatif lebih baik,” jelasnya.

Kondisi ini menyebabkan spread yield SUN 10 tahun terhadap US Treasury 10 tahun masih cukup sempit, yaitu sebesar 456 bps, dari sebelumnya 474 bps.

Sri Mulyani menjelaskan, spread yang terjaga tersebut didukung oleh kondisi likuiditas yang cukup ample dan kondisi fundamental domestik yang cukup kuat.

Kepemilikan SBN pun masih didominasi oleh perbankan dan Bank Indonesia. Porsi kepemilikan asing di pasar SBN terus mengalami penurunan dari 38,57 persen pada 2019 menjadi 25,16 persen pada 2020.

Kepemilikan asing pun kembali mengalami penurunan pada 2021 menjadi 19,05 persen dan mencapai 19,03 persen per 17 Februari 2022.

Kemenkeu mencatat, pada Februari 2022, aliran modal asing masih masuk sebesar Rp12,8 triliun per 17 Februari 2022.

“Dengan SBN mengalami inflow Rp12,8 triliun, ini juga menyebabkan demand atau permintaan SBN kita mengalami kenaikan,” tutur Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper