Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cara Paling Aman Menyimpan Bitcoin Cs, Bye Hacker!

Seorang pemilik aset kripto harus paham benar cara mengamankan private keys atau kunci pribadinya.
Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia saat ini menempati peringkat 30 besar, di bawah Malaysia dan Vietnam dalam kepemilikan aset kripto pada 2021 berdasarkan data dari Triple A. Diperkirakan ada sekitar 7,2 juta orang Indonesia yang saat ini memiliki aset kripto.

Selain itu, menurut data dari Asosiasi Blockchain Indonesia, per Juli 2021 mencatat pemilik kripto di Indonesia mencapai 7,4 juta orang dan angka ini meningkat sebanyak 85 persen dibandingkan pada 2020 yang hanya berjumlah 4 juta orang.

Adapun, menurut data Bursa Efek Indonesia, jumlah pemilik aset kripto dinilai lebih banyak dibandingkan jumlah investor saham yang memiliki 2,7 juta investor.

Investor kripto yang semakin tinggi tersebut membuat pengetahuan akan keamanan aset tersebut menjadi lebih penting lagi.

Pengamat Keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengingatkan risiko dari kepemilikan aset kripto. Menurutnya, aset kripto rumit dan mengandalkan teknologi, 100 persen bergantung pada channel digital.

"Jika kode rahasia kredensial atau private key aset anda hilang atau berhasil dicuri, maka aset tersebut akan hilang selamanya dan tidak ada kemungkinan kembali," terangya dikutip, Senin (21/2/2022).

Selain itu, exchange tempat bertransaksi kripto, mengembangkan serta menyimpan aset. Jika exchange mengalami kebangkrutan atau peretasan, maka aset kripto yang disimpan di exchange juga akan ikut dicuri dan tidak ada jaminan terhadap keamanan aset kripto.

Seperti halnya mengamankan aset fisik, para pemilik aset kripto juga perlu memperhatikan cara mengamankan cryptocurrency. Tentunya kedua jenis aset ini memiliki cara keamanan yang berbeda.

Sebagai pengguna, seorang pemilik aset kripto harus paham benar cara mengamankan private keys atau kunci pribadinya. Berikut beberapa cara mengamankan cryptocurrency dikutip dari Pintu.co.id.

1. Gunakan Hardware Wallet
Salah satu tempat menyimpan aset kripto yang aman adalah hardware wallet. Dompet perangkat keras ini adalah benda yang didesain khusus untuk menyimpan aset kripto.

Hardware wallet memiliki kemampuan untuk menyimpan kunci pribadi pengguna di perangkat perangkat keras yang aman dengan fitur yang sangat khusus.

Salah satu keuntungan utama dibandingkan dompet perangkat lunak standar adalah bahwa mereka kebal terhadap virus komputer yang mencuri dari dompet perangkat lunak.

Selain itu, kunci privat sering disimpan di area yang dilindungi mikrokontroler, dan karena itu, kunci tersebut tidak dapat ditransfer keluar dari perangkat dalam bentuk teks biasa.

Plus, karena perangkat lunaknya open-source, ini memungkinkan pengguna untuk memvalidasi seluruh operasi perangkat dan seberapa baik kinerjanya.

Pilihan perangkat keras populer antara lain Trezor atau Ledger. Perangkat kecil dan berukuran kunci ini terhubung ke perangkat komputasi melalui kabel USB sambil menawarkan fitur penyimpanan yang aman bersama dengan kenyamanan dompet panas juga.

2. Simpan Private Keys di luar jaringan internet
Saat ini, banyak pengguna yang lebih mengenal keamanan fisik daripada digital, maka banyak yang memilih untuk mengubah aset kripto mereka dalam bentuk fisik. Ambil contoh Bitcoin, kunci privat dan publik Bitcoin sebenarnya hanyalah set huruf dan angka yang panjang.

Selama  mengetahui set huruf dan angka ini maka pengguna dapat mengakses dan mengontrol bitcoin yang dimiliki. Banyak yang memilih untuk mencetak huruf dan angka ini di sebuah kertas.

Dengan menyalin kunci privat dan publik dalam secarik kertas, dapat memilih untuk menyimpannya sendiri seperti di dalam brankas atau di tempat rahasia. Cara menyimpan aset kripto seperti ini disebut sebagai cold storage.

3. Backup Wallet
Kesalahan manusia (human error) dan kegagalan komputer bisa terjadi. Dalam kasus seperti ini, investor harus memiliki cadangan dompet. Cadangan dompet dapat membantu memulihkan dompet bahkan setelah perangkat dicuri.

Backup wallet dapat berupa 12-24 kata yang disebut sebagai seed phrase. Seed phrase ini mewakili private keys.

4. Gunakan Beberapa Wallet
“Jangan menaruh telurmu di satu keranjang”. Pepatah klasik ini tidak hanya berlaku untuk aset fisik, namun juga untuk aset digital.

Beberapa pengguna menyimpan aset kripto mereka di beberapa wallet, dan hanya menyimpan sedikit di dalam wallet online.

Dengan demikian, ketika investor kehilangan akses salah salah satu dari wallet, maka tidak akan kehilangan seluruh aset yang dimiliki.

5. Gunakan Multisignature
Apabila menyimpan aset kripto dalam jumlah besar, harus mempertimbangkan menggunakan alamat dompet dengan multisignature. Dompet multisignature juga cocok untuk perusahaan yang menyimpan aset kripto.

Dengan dompet multisignature, diperlukan beberapa pihak yang menyimpan beberapa private keys untuk satu dompet. Sehingga orang tidak bisa mengambil aset kripto tanpa mengetahui seluruh private keys.

Sebagai contoh dompet dengan 2 dari 3 multisignature berarti dompet tersebut memiliki 3 private keys dan untuk menggunakan dompet tersebut dibutuhkan paling tidak 2 private keys.

6. Warisan
Beberapa orang berpikir jangka panjang untuk memberikan akses aset kripto mereka kepada anak cucu di masa depan. Cara termudah adalah untuk berbagi wallet dengan keluarga menggunakan multisig wallet.

Dengan begitu, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, keluarga masih dapat mengakses aset crypto yang dimiliki.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper