Bisnis.com, JAKARTA – Emiten operator pelabuhan, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT), menargetkan pertumbuhan kinerja 5 persen pada tahun ini. Salah satu strateginya dengan mempercepat dwelling time di pelabuhan.
Direktur Utama PORT, Paul Krisnadi, mengatakan terus melakukan inovasi dan otomasi pengelolaan terminal petikemas yang dikelola.
Hal ini sejalan dengan target pertumbuhan tahun ini sebesar 5 persen dari segmen terminal operator yang dicanangkan oleh emiten berkode PORT ini.
Salah satu langkah yang diterapkan PORT adalah dengan terus mengoptimalkan digitalisasi pelayanan di wilayah operasionalnya. Fokus bisnis PORT yakni menjadi operator terminal petikemas serta pengadaan dan pemeliharaan alat-alat pelabuhan.
“Salah satu tantangan di industri terminal petikemas secara umum adalah dwelling time atau waktu yang dibutuhkan sejak peti kemas dibongkar dari kapal hingga petikemas dikeluarkan dari terminal oleh importir," urainya, Senin (21/2/2022).
Tantangan tersebut tidak hanya dari efisiensi dalam melakukan proses bongkar muat namun juga dalam hal document clearance atau penyelesaian dokumentasi impor atau ekspor barang.
Baca Juga
PORT menyadari pentingnya pengintegrasian bisnis yang berhubungan dengan industri Pelabuhan untuk meningkatkan efisiensi industri terminal petikemas dan logistik.
Paul melanjutkan, PORT sudah memulai otomatisasi dan digitalisasi proses bisnis di luar perusahaan.
Salah satu contohnya adalah dalam urusan penerbitan dokumentasi dan pembayaran jasa, otomatisasi dapat dimanfaatkan untuk menyingkat waktu dan menyederhanakan proses. Melalui langkah tersebut, saat ini dwelling time pada Pelabuhan PORT pada umumnya tidak melebihi 3 hari.
“Misalnya untuk penerbitan Kartu Expor dan SP2, akhir-akhir ini sering disebut sebagai gate pass, para importir dapat menyelesaikan seluruh proses hingga pembayaran secara online sehingga pengurus dokumen tidak perlu datang ke loket kami," katanya.
Sistem PORT telah siap melakukan semua transaksi secara online segera setelah stakeholder bersangkutan lainnya dapat melakukan transaksi secara online.
Tidak hanya melakukan digitalisasi proses secara bisnis, PORT juga melaksanakan digitalisasi internal perusahaan seperti sistem HRD, komunikasi dengan karyawan dan lain-lain.
“Selain itu, PORT juga sedang meneliti kemungkinan otomatisasi business process di luar pelabuhan yang masih ada kaitannya dengan kegiatan usaha PORT, misalnya otomatisasi bagian dari mata rantai logistik," katanya.
Paul meyakini masih banyak ruang meningkatkan efisiensi di luar Pelabuhan yang dapat berdampak pada penurunan biaya logistik di Indonesia.
Dari sisi kinerja 2021, PORT memproyeksikan dapat melampaui capaian pendapatan dari tahun sebelumnya, yaitu tumbuh sekitar 2 persen.
Hal ini dilihat dari capaian kinerja konsolidasi perseroan yang sampai pada Kuartal III/2021 tercatat Rp994,1 miliar atau naik 1 persen dari periode yang sama tahun lalu, dengan kontribusi pendapatan terbesar berasal dari segmen Jasa Bongkar Muat (Stevedoring).