Bisnis.com, JAKARTA - Saham entitas Grup Djarum milik orang terkaya di Indonesia Budi dan Michael Hartono, PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) tercatat masuk ke radar pengawasan Bursa Efek Indonesia.
Pasalnya, pada 14 Februari 2022, harga saham SUPR ditutup meningkat sebesar Rp3.950 atau 19,9 persen dari harga penutupan sebelumnya pada Rp19.850 menjadi Rp23.800.
Corporate Secretary Solusi Tunas Pratama A. Ardityo Budi Susetiatmo mengatakan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang memperngaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
"Tidak ada informasi atau fakta atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan, serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan ke publik," ujar Ardityo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (18/2/2022).
Lebih lanjut, mengenai pemenuhan ketentuan free float perseroan, Ardityo menuturkan SUPR tidak memiliki rencana melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat. Hal tersebut termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di bursa.
Adapun hingga penutupan sesi I hari ini, Jumat (18/2/2022), saham SUPR tercatat masih melaju kencang naik 19,95 persen atau 8.200 poin ke level Rp49.300 per saham. Naiknya harga saham SUPR ini santer dikaitkan dengan rumor go private perseroan.
Baca Juga
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) saat ini tercatat sebagai pemegang pengendali SUPR dengan kepemilikan 99,96 persen setelah akuisisi. Sisanya sebesar 0,04 persen dimiliki masyarakat.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) Maya Marcella mengungkapkan perseroan sebagai entitas pengendali baru SUPR masih melakukan diskusi internal terkait kelanjutan nasib SUPR di lantai bursa.
"Perseroan sampai dengan saat ini masih dalam proses diskusi internal mengenai rencana ke depan terkait dengan status PT Solusi Tunas Pratama Tbk [SUPR] pasca pelaksanaan akuisisi," ucapnya.
Dia melanjutkan, jika Protelindo berencana tetap membuat SUPR sebagai perusahaan terbuka, perseroan masih memiliki waktu 2 tahun untuk meningkatkan persentase free float dari SUPR yang saat ini hanya 0,04 persen atau setara 486.144 lembar saham.