Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola menara telekomunikasi dalam Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) melalui anak usaha Protelindo masih membahas nasib kelanjutan PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) pasca akuisisi pada Oktober 2021. Termasuk wacana go private SUPR.
Sekretaris Perusahaan Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) Maya Marcella mengungkapkan perseroan sebagai entitas pengendali baru SUPR masih melakukan diskusi internal terkait kelanjutan nasib SUPR di lantai bursa.
"Perseroan sampai dengan saat ini masih dalam proses diskusi internal mengenai rencana ke depan terkait dengan status PT Solusi Tunas Pratama Tbk [SUPR] pasca pelaksanaan akuisisi," urainya dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (6/2/2022).
Dia melanjutkan jika Protelindo berencana tetap membuat SUPR sebagai perusahaan terbuka, perseroan masih memiliki waktu 2 tahun untuk meningkatkan persentase freefloat dari SUPR yang saat ini hanya 0,04 persen atau setara 486.144 lembar saham.
"Saat ini perseroan masih dalam proses diskusi internal terkait rencana ke depan atas status SUPR. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa dan sejalan dengan apa yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan, maka Perseroan memiliki waktu 2 tahun atas kewajiban melakukan re-float," urainya.
Pada Oktober 2021, TOWR melalui anak usahanya Protelindo mengakuisisi saham SUPR dan memegang 99,96 persen saham perseroan atau setara 1,13 miliar lembar saham. Dengan demikian, jumlah saham yang dipegang oleh investor masyarakat hanya 0,04 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, jumlah saham minimal yang bergerak di masyarakat atau free float minimal sebesar 7,5 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetorkan sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI).