Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin saat ini disebut masih menujukkan volatilitas yang rendah. Koin kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut tengah menguji level resistensi US$46.000.
Berdasarkan data Coinmarketcap, Kamis (17/2/2022) pada 13.14 WIB, harga BTC parkir di level US$43.626,33. Dalam 24 jam terakhir, BTC melemah 1,06 persen, sedangkan selama 7 hari perdagangan turun 0,61 persen.
Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, hingga minggu ketiga Februari 2022, BTC masih menunjukkan volatilitas yang rendah, dan diperdagangkan di rentang konsolidasi yang sempit, yakni US$42.000-US$46.000.
Pergerakan harga yang cenderung melambat ini kemungkinan disebabkan oleh faktor isu konflik antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas.
“Akibatnya, traders atau investor menjadi ragu untuk menentukan langkah mereka di pasar kripto. Sentimen serupa juga tercermin di Indeks Fear & Greed dimana indeks tersebut kembali menunjukkan level fear,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/2/2022).
Jay menambahkan, jika BTC mampu menembus resistensi level terkuatnya di kisaran US$46,000, maka tidak menutup kemungkinan volume perdagangan di pasar akan meningkat dan altcoins akan mulai bergerak naik.
Baca Juga
Menurutnya, volatilitas mingguan bitcoin kini berada di level yang cukup rendah di sepanjang sejarah dan bitcoin tengah diperdagangkan di rentangan yang sempit. Jika bitcoin berhasil keluar dari rentangan ini, maka hal ini bisa menjadi pemicu naiknya volatilitas bitcoin.
Adapun, jika harga bergerak ke bawah, maka US$42.500 telah menjadi support yang kuat selama sepekan terakhir. Jika breakout terjadi di bawah level ini, maka harga kemungkinan akan kembali ke level US$30.000.
Disclaimer: laporan mingguan dari Luno dan Arcane Research adalah laporan yang fokus pada aset kripto, blockchain terbuka dan fintech. Informasi yang dipublikasikan di dalam laporan ini bertujuan untuk membagikan pengetahuan dan merangkum perkembangan pasar aset kripto.