Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup dalam pelemahan di hadapan dolar AS yang mengalami penguatan pada akhir perdagangan Kamis (17/2/2022).
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah paling dalam se-Asia sebanyak 69,5 poin atau 0,49 persen ke Rp14.325 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,15 persen ke 95,84.
Bersama mata uang Garuda, ada dolar Singapura yang melemah 0,01 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, dan peso Filipina yang melemah 0,09 persen.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan, indeks dolar AS kembali menguat setelah sempat melemah usai pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.
Sementara, saat ini pasar masih menantikan keputusan Federal Reserve AS yang terbuka pada kenaikan suku bunga pada Maret mendatang.
“Hal ini sudah diekspektasi pasar yang mencari petunjuk sikap yag lebih agresif dari The Fed,” tulisnya dalam riset, Kamis (17/2/2022).
Baca Juga
Selain itu, pasar juga mengamati data ekonomi AS termasuk Philly Fed Manufacturing Index dan Unemployment Claims AS malam ini, pukul 20:30 WIB, diikuti FOMC Member Bullard Speaks pukul 23:00 WIB.
Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakab untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.230-Rp14.290.
Ibrahim menyebut, saat ini investor tengah mencerna laporan bahwa Rusia telah menarik pasukan dari perbatasan dengan Ukraina, di samping data ekonomi terbaru dari China.
Kementerian pertahanan Rusia pada Selasa menerbitkan rekaman yang menunjukkan pihaknya menarik beberapa pasukan dari perbatasan dengan Ukraina setelah latihan. Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS belum memverifikasi langkah tersebut. Sementara Ukraina melaporkan masij ada serangan cyber pada jaringan online Kementerian Pertahanan dan dua bank, beberapa jam setelah pengumuman Rusia.
Federal Reserve AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Maret 2022, dengan beberapa kenaikan lagi kemungkinan akan mengikuti sepanjang tahun.
"Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan terakhir The Fed di kemudian hari, yang dapat memengaruhi pergerakan dolar dan suku bunga AS. Hasil pada catatan Treasury 10-tahun benchmark terakhir di 2,0329," ujarnya dalam riset harian, Rabu (16/2/2022).