Bisnis.com, JAKARTA — Pemesanan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI021 telah menembus lebih dari Rp17 triliun menjelang 8 hari penutupan masa penawaran.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Rabu (9/2/2022) sekitar pukul 10.30 WIB, total penjualan ORI021 telah menyentuh Rp17,96 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp4,53 triliun dari target Rp22,5 triliun.
Adapun, masa penawaran dibuka hingga 17 Februari 2022 mendatang. Dengan kata lain, penawaran seri ORI021 masih tersisa 8 hari.
Sebelumnya, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menyebutkan, instrumen SBN ritel seperti ORI021 masih akan dicari oleh masyarakat. Menurutnya, dengan kupon sebesar 4,9 persen, ORI021 masih cukup menarik dikoleksi investor ritel mengingat suku bunga acuan yang rendah.
Instrumen ritel dinilai selalu menarik karena perbandingannya dengan suku bunga deposito yang trendnya akan tetap rendah seiring dengan likuditas perbankan yang masih melimpah.
Ia menjelaskan, ORI sebelumnya ditawarkan dengan kupon 4,95 persen mengingat kondisi suku bunga penjaminan LPS masih 4 persen dan suku bunga deposito sebesar 3,4 persen. Sementara itu, suku bunga penjaminan LPS kini menurun menjadi 3,5 persen dan suku bunga deposito berada di kisaran 3 persen.
Baca Juga
“Dari sisi bottom line, kupon 4,9 persen masih sangat menarik untuk investor ritel,” jelasnya.
Selain itu, dengan tenor ORI yang pendek, investor ritel juga bisa memitigasi risiko penurunan harga obligasi lebih besar. Hal tersebut dapat terjadi bila nantinya Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan.
Handy melanjutkan, penjualan ORI021 tidak akan berbeda jauh dengan seri pendahulunya. Hal ini mengingat tingkat kupon yang selisihnya tidak besar dengan seri ORI020 atau ORI019.