Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah terpantau melemah pada awal pekan ini tertekan penguata greenback.
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (7/2/2022), rupiah terdepresiasi 0,11 persen menjadi Rp14.396 per dolar AS pada pukul 09.28 WIB.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia Pasifik terpantau variatif pagi ini seperti yen Jepang melemah 0,07 persen, yuan China menguat 0,08 persen, dan bhat Thailand menguat 0,20 persen.
Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback menguat 0,07 persen menjadi 95.550.
Dalam riset harian, Tim Riset Monex Investindo Futures menyampaikan pergerakan dolar AS yang lebih tinggi seiring dengan rilis laporan data ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam.
“Laporan pasar tenaga kerja AS yang kuat dan pertumbuhan upah yang lebih positif, serta estimasi besaran angkatan kerja AS meningkat sekitar 1,5 juta, memacu lonjakan taruhan pengetatan The Fed,” tulis Monex, Senin (7/2/2022).
Adapun, data nonfarm payrolls yang menguat itu menunjukkan bahwa AS telah menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan daripada yang diperkirakan. Dengan demikian, komposisi pelaku pasar di AS menaikkan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Maret menjadi 23 persen.