Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks ESG Sector Leader dan ESG Quality 45 Bisa Jadi Favorit MI, Asalkan...

Indeks ESG terbaru besutan Yayasan Sri Kehati dan BEI berpotensi menarik manajer investasi besar.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks baru ESG Sector Leaders dan ESG Quality 45 berpeluang tumbuh selama bisa menunjukkan performa yang ciamik.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto berpendapat kedua indeks anyar itu mampu tumbuh. Namun membutuhkan waktu untuk membuktikan laju positifnya kepada investor. “Case by case, jika performance bagus akan menarik minat. Jika tidak akan cukup sulit,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (2/1/2022).

Menurutnya kedua indeks besutan Yayasan Sri Kehati dan BEI itu bisa saja menarik fund-fund besar. Akan tetapi, masih memerlukan waktu dan konsistensi pertumbuhan. Rudiyanto menambahkan waktu yang dibutuhkan tidak sebentar untuk membuktikannya kepada pasar.

Lagipula, lanjutnya, saat ini pilihan indeks dengan kriteria tersebut ada banyak. Rudiyanto menambahkan Panin AM sejauh ini belum menggunakan kedua indeks untuk menjadi acuan produk investasi perseroan.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan peluncuran dua indeks anyar itu akan menambah jumlah produk reksa dana dan ETF berbasis ESG.

Berdasarkan data OJK per Oktober 2021, terdapat 15 produk reksa dana dan ETF dengan basis ESG. Adapun total dana kelola atau AUM mencapai Rp3,38 triliun. Jumlah itu naik dibandingkan dengan realisasi 2017 sebanyak 7 produk dengan dana kelolaan mencapai Rp300 miliar.

Sementara itu, berdasarkan data Yayasan Kehati ada 11 manajer investasi dengan total dana kelolaan Rp2,7 triliun. “Kami harapkan ada lebih dari 11 manajer investasi yang mengadopsi indeks baru ini,” kata Hasan pada Selasa (7/12/2021).

Hasan mengatakan sebelum indeks anyar itu diracik, BEI dan Yayasan Kehati telah melakukan diskusi serta rapat dengan para manajer investasi. Menurutnya, permintaan indeks anyar juga berasal dari para pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper