Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah diprediksi tertekan seiring dengan penguatan dolar AS, yang didorong rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga.
Di sisi lain, konflik Rusia-Ukraina yang memunculkan potensi perang dunia masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar sehingga menghindari aset berisiko seperti mata uang negara berkembang.
"Mata uang rupiah pada Kamis (27/1/2022) kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah tipis di rentang Rp14.330-Rp14.370 per dolar AS," papar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam publikasi risetnya.
Ibrahim menjelaskan terdapat kekhawatiran geopolitik atas Ukraina yang menurunkan selera risiko investor. Rusia menyatakan 'keprihatinan besar' setelah AS menempatkan 8.500 tentara dalam siaga untuk siap dikerahkan jika terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Inggris juga mendesak sekutu Eropanya untuk menyiapkan sanksi jika terjadi eskalasi.
Selain itu, pasar juga fokus terhadap kebijakan The Fed yang cenderung hawkish. The Fed menyatakan akan melakukan langkah penaikan suku bunga.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (26/1/2022), nilai tukar rupiah melemah 0,02 persen atau 3 poin ke level Rp14.353 terhadap dolar AS. Sepanjang hari nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp14.322,5-Rp14.356. Sepanjang tahun berjalan, nilai tukar rupiah melemah 0,63 persen.
Baca Juga
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 36 poin atau 0,25 persen menjadi Rp14.389 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,31 persen ke level 96,777.
Pukul 13.52 WIB, rupiah koreksi 28 poin atau 0,2 persen menjadi Rp14.381 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,2 persen ke level 96,675.
Pukul 11.28 WIB, rupiah turun 24,5 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.377,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,15 persen ke level 96,618.
Pukul 10.11 WIB, rupiah turun 22 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.375 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,12 persen menuju 96,598.
Pukul 09.04 WIB, rupiah dibuka melemah 33 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.386 per dolar AS.