Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Anjlok, Tertekan Pernyataan The Fed soal Suku Bunga

Harga emas tertekan sentimen pernyataan Federal Reserve yang akan mempercepat kenaikan suku bunga.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia tertekan seiring dengan rencana The Fed menaikkan suku bunga./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia tertekan seiring dengan rencana The Fed menaikkan suku bunga./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (27/1/2022) pagi setelah pernyataan Federal Reserve soal kenaikan suku bunga.

Harga emas mempercepat penurunannya dalam perdagangan elektronik setelah pejabat Federal Reserve AS mengatakan mereka berharap "akan segera menaikkan" suku bunga, mengutip Antara.

Harga emas kontrak Februari 2022 di divisi Comex New York Exchange, anjlok 22,8 poin atau 1,23 persen, menjadi US$1.829,70 per ounce. Di pasar spot, emas jatuh 1,6 persen menjadi US$1.818,66 dolar AS per ounce.

Tak lama setelah pasar tutup, pernyataan pertemuan FOMC keluar, menyatakan bahwa Federal Reserve mengharapkan akan segera menaikkan suku bunga, dan akan mengurangi pembelian aset serta mengakhiri pembelian pada Maret seperti yang direncanakan.

Penurunan harga emas cepat karena dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah melambung setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengisyaratkan pergeseran dari langkah-langkah dukungan ekonomi era pandemi, di mana bank sentral berada pada jalur menaikkan suku bunga pada Maret.

Pejabat "berpikiran" untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Maret, Powell mengatakan pada konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan terbaru Fed, memicu lonjakan imbal hasil dan dolar, menurunkan minat terhadap emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Komentar hawkish Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga Maret, menekankan kekuatan ekonomi dan mencatat bahwa neraca Fed terlalu besar dan perlu dikurangi, telah memicu aksi jual obligasi dan dolar yang lebih tinggi, yang belakangan telah menekan emas ke posisi terendah," kata pedagang logam mulia independen yang berbasis di New York, Tai Wong.

Kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Sementara permintaan fisik dan ETF (Exchange Traded Fund) tetap kuat, komentar hawkish Powell tampaknya akan membatasi emas di sekitar 1.850 dolar AS dalam jangka pendek."

Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (26/1/2022) bahwa penjualan rumah baru AS meningkat 11,9 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 811.000 unit bulan lalu, level tertinggi sejak Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper