Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu (26/1/2022), menyambut emiten media PT Net Visi Media Tbk. dengan harga saham perdana Rp196.
Mampukah harga saham Net TV dengan kode NETV mencapai batas auto rejection atas (ARA), seperti tren saham IPO pada perdagangan perdananya di Bursa?
BEI menetapkan kebijakan auto rejection asimetris pada masa pandemi, yang berlaku mulai 13 Maret 2020. Kebijakan tersebut termaktub dalam Peraturan No. II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dengan SK Direksi No: KEP-00025/BEI/03-2020.
Sesuai peraturan baru tersebut rentang harga saham Rp50—Rp200 akan dikenakan auto reject apabila terjadi kenaikan sebesar 35 persen atau penurunan harga saham sebesar 7 persen dalam satu hari.
Sementara untuk rentang harga saham Rp200—Rp5.000 dikenakan auto reject apabila terjadi kenaikan harga sebesar 25 persen atau penurunan harga sebesar 7 persen.
Kemudian untuk rentang harga saham di atas Rp5.000 dikenakan auto reject apabila terjadi kenaikan harga sebesar 20% atau penurunan harga sebesar 7 persen.
Baca Juga
NETV merupakan perusahaan tercatat ke-4 di BEI pada tahun 2022. Net TV yang berada dalam sektor consumer cyclicals tersebut menetapkan harga penawaran senilai Rp196 atau harga batas atas dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Berdasarkan pengumuman di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, sebelumnya harga penawaran disebut berkisar Rp190 - Rp196.
Adapun, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 765,30 juta saham. Jumlah tersebut mewakili 4,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan demikian, Net Visi Media berpotensi meraup dana segar hingga Rp149,99 miliar dalam aksi korporasi ini.
Sekitar 18,5 persen dari dana IPO akan digunakan perseroan dalam industri manajemen artis seperti biaya pengembangan keahlian dan keterampilan artis serta biaya operasional.
Selanjutnya 53 persen dari dana IPO akan digunakan untuk setoran modal kepada PT Net Mediatama Televisi sebagai anak usaha perseroan untuk membayar fasilitas pinjaman dan pembuatan dan pembelian program.
Sisanya sekitar 28,5 persen akan digunakan untuk setoran modal kepada PT Net Media Digital sebagai anak usaha perseroan untuk membayar fasilitas pinjaman serta pembuatan dan pembelian program.
Selain itu, bersamaan dengan aksi IPO, pengelola NET TV. juga akan menerbitkan saham baru sebanyak 5,93 miliar yang merupakan saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan konversi.
Konversi saham itu terdiri dari: pertama, seluruh tagihan yang dimiliki oleh PT Indika Inti Holdiko berdasarkan Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham menjadi 1,80 miliar saham.
Kedua, obligasi wajib konversi (Mandatory Convertible Bonds) yang telah diterbitkan NET TV. kepada masing-masing PT Semangat Bambu Runcing sebesar 2,06 miliar saham dan PT First Global Utama sebesar 2,06 miliar.
Dengan demikian, total persentase saham hasil pelaksanaan konversi adalah sebesar 25,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan pelaksanaan konversi.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek IPO NET TV adalah PT NH Korindo Sekuritas.