Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana mulai menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama di tahun 2022 pada akhir bulan ini.
Direktur SUN DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan rencananya, obligasi ritel (ORI) seri ORI021 akan mulai ditawarkan pada 24 Januari - 17 Februari 2022.
Struktur ORI021 akan sama dengan seri ORI sebelumnya dengan kupon tetap (fixed rate), dapat diperdagangkan (tradeable), dan tenor 3 tahun.
“Namun, jadwal tersebut ini masih tentatif dan dimungkinkan untuk berubah,” katanya saat dihubungi pada Senin (10/1/2022)
Terkait hal tersebut, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan respon masyarakat terhadap ORI021 akan positif. Ia meyakini jumlah penjualan ORI021 dapat mendekati seri pendahulunya dan menghimpun penjualan sekitar Rp20 triliun.
Menurutnya, prospek positif ini seiring dengan animo investor ritel yang sedang tinggi terhadap produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Ia memaparkan, para investor ritel tengah mencari instrumen yang memiliki return yang lebih optimal dibandingkan dengan deposito.
Baca Juga
“Saat ini masyarakat masih cenderung berhati-hati dalam membelanjakan dananya dan lebih memilih investasi,” katanya.
Potensi return yang tinggi ini didukung oleh potensi kenaikan suku bunga baik secara global maupun di Indonesia. Ramdhan mengatakan, sentimen ini telah memicu kenaikan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) Indonesia yang akan mempengaruhi kupon ORI021.
“Karena yield di pasar juga mulai naik, masyarakat bisa mendapatkan kupon yang lebih tinggi dibandingkan dengan ORI020, bisa sekitar 4,95 persen hingga 5,1 persen,” lanjutnya.
Selain itu, prospek ORI021 juga ditopang keringanan pajak penghasilan (PPh) bunga obligasi untuk investor dalam negeri yang telah diturunkan menjadi 10 persen. Hal ini akan menjadi pemanis tambahan untuk menarik lebih banyak investor ke instrumen ini.
Lebih lanjut, kemudahan pembelian obligasi ritel ini juga akan menarik minat banyak investor, terutama generasi milenial, karena dipasarkan secara online.
Ia menambahkan, pemerintah perlu meningkatkan pendalaman pasar obligasi ritel di Indonesia. Hal tersebut agar basis investor SBN ritel semakin merata di seluruh Indonesia, tidak terpusat di beberapa wilayah saja.