Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menyiapkan empat strategi khusus memasuki 2022.
Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko mengatakan strategi pertama adalah memperbesar kontribusi bisnis organik. Caranya adalah dengan menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler.
Kedua, melanjutkan aksi merger dan akuisisi aset menara dari Telkomsel maupun perusahaan yang lebih kecil. Ketiga, Mitratel akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.
"Saat ini kami tengah mengembangkan portofolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator. Termasuk dengan melakukan fiberisasi menara, mengaplikasikan infrastruktur as a service sehingga kami bisa menyediakan jaringan IoT bagi klien," katanya Senin (10/1/2022).
Selain itu, Mitratel menyasar ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G. Adapun strategi keempat adalah meningkatkan efisiensi belanja modal dan biaya operasional supaya profitabilitas naik dan menambah arus kas.
Menurutnya dengan dana IPO serta leverage dan biaya utang yang rendah dibandingkan dengan operator lainnya. Maka perseroan optimistis bisa menyambut setiap peluang.
Baca Juga
Saat ini, MTEL telah memiliki 28.076 menara sampai kuartal III/2021. Adapun 57 persen menara berada di luar pulau jawa.
Dia optimistis dengan persebaran pengguna internet ke seluruh Indonesia. Maka perseroan bisa membantu ekspansi perusahaan digital ke wilayah baru.
Teddy menambahkan perseroan memiliki 25 persen pangsa pasar bisnis menara. Dia pun menegaskan semua operator telah menggunakan jasa perseroan.
"Mitratel telah melayani 42.000 tenant yang menggunakan fasilitas tower. Jumlahnya kami harapkan terus bertambah dengan dibukanya jaringan 5G oleh pemerintah," pungkasnya.