Bisnis.com, JAKARTA – Investor perlu mewaspadai sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi kinerja reksa dana tahun ini. Meski demikian, potensi pemulihan ekonomi dan pembukaan kegiatan bisnis di Indonesia akan menjadi katalis positif bagi instrumen ini.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, prospek kinerja reksa dana tahun ini masih cukup baik, seiring dengan potensi pertumbuhan ekonomi baik di Indonesia maupun global.
Hal ini juga ditambah dengan ekspektasi pasar terhadap pembukaan kembali kegiatan ekonomi di Indonesia yang semakin luas diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi tersebut.
Meski demikian, Guntur mengimbau investor masih tetap perlu waspada. Menurutnya, walaupun prospek kinerja reksa dana tahun ini masih cukup baik, risiko inflasi dan juga penyebaran varian omicron juga dapat menyebabkan volatilitas pasar meningkat.
“Hal ini susah pasti akan berpengaruh negatif ke beberapa jenis reksa dana, terutama yang berbasis saham dan pasar uang,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (4/1/2022).
Adapun, Guntur menuturkan, untuk jenis reksa dana yang potensial pada tahun ini akan bergantung pada profil risiko masing-masing investor. Menurutnya, saat ini ditengah tren suku bunga rendah dan volatilitas pasar yang masih cukup tinggi, reksa dana pasar uang dapat menjadi opsi menarik untuk investor konservatif.
Baca Juga
Sementara itu, untuk investor jangka panjang dengan profil risiko moderat dan tinggi, alokasi aset dapat ditempatkan sebagian pada reksa dana berbasis saham. Ia mengatakan, jika perekonomian di Indonesia mulai pulih, hal ini akan berpengaruh positif juga ke reksa dana saham.
Sebelumnya, Infovesta Utama menyarankan investor untuk mempertimbangkan reksa dana pasar uang mengingat dengan berbagai sentimen yang ada, tahun 2022 cukup menantang.
“Tahun 2022 diperkirakan cukup challenging di mana penyebaran virus Covid-19 yang kembali meningkat di dunia dan adanya ekspektasi kenaikan suku bunga,” tulis Infovesta dalam laporan mingguannya.
Menurut Infovesta, dalam satu hingga dua bulan ke depan, mengingat varian Omicron yang telah masuk ke Tanah Air membuat investor saat ini cenderung wait and see. Oleh sebab itu, mengungkapkan reksa dana pasar uang dapat menjadi pertimbangan untuk investor.
Sementara itu, sepanjang 2021, dengan berbagai katalis positif yang ada tidak serta merta mengangkat kinerja tahunan reksa dana. Di mana mencatatkan kinerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan indeks acuannya.
Infovesta melaporkan, kinerja reksa dana saham tercatat tumbuh 1,03 persen dan reksa dana pendapatan tetap naik 2,32 persen.
Dalam satu tahun terakhir, Infovesta menjelaskan tren pergerakan harga saham cenderung fluktuatif, dan secara tahunan mencetak return sebesar 10,08 persen.