Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Terakhir 2021, Rupiah Bergerak Menguat

Rupiah terpantau menguat 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.264 per dolar AS pada pukul 09.36 WIB, setelah dibuka di posisi Rp14.266 per dolar AS.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (31/12/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau menguat 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.264 per dolar AS pada pukul 09.36 WIB, setelah dibuka di posisi Rp14.266 per dolar AS.

Pada perdagangan kemarin, Kamis (30/12/2021), rupiah ditutup turun 0,10 persen menjadi Rp14.270 per dolar AS. Sejak awal tahun mata uang Garuda koreksi 1,57 persen.

Penguatan rupiah terjadi di saat mata uang lainnya di Asia berfluktuasi. Yen Jepang terpantau melemah 0,03 persen ke 115,09 yen per dolar AS, sedangkan won Korea Selatan stagnan di 1.188,79 won.

Di sisi lain, dolar Singapura terpantau menguat 0,03 persen S$1,3514 per dolar AS dan baht Thailand menguat 0,15 persen ke 33,31 bath.

Dilansir Antara, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.250 per hingga Rp14.280 per dolar AS.

"Rupiah mungkin bergerak dalam kisaran sempit di akhir tahun ini karena sudah tidak banyak aktivitas di pasar keuangan," kata Ariston seperti dilansir Antara, Jumat (31/12/2021).

Namun demikian, lanjut Ariston, situasi penularan Covid-19 yang meninggi di dunia akibat varian Omicron yang sedikit banyak menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Dilaporkan, dunia mengalami kasus baru tertinggi sepanjang pandemi menjelang akhir tahun ini yaitu di Prancis yang mencatatkan jumlah kasus harian tertinggi sejak pandemi dimulai yaitu 208.000 kasus pada Rabu (29/12) lalu.

Akibat kembali merebaknya Covid-19, sebagian negara pun melakukan pembatasan aktivitas ekonomi.

"Kekhawatiran ini mungkin bisa menjadi penekan nilai tukar rupiah sebagai aset berisiko terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper