Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin kembali turun dibawah level US$50.000 jelang berakhirnya tahun 2021.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada Selasa (28/12/2021), aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut terpantau turun hingga 4,5 persen ke level US$49.100 pada perdagangan di Singapura. Sementara itu, aset kripto Ether dan indeks Bloomberg Galaxy Crypto juga tercatat menurun.
Sementara itu, menurut CoinGecko, sejumlah aset kripto dengan kapitalisasi pasar kecil seperti Solana, Cardano, Polkadot, dan Dogecoin juga mengalami koreksi.
Salah satu katalis negatif untuk aset kripto adalah kekhawatiran pasar terkait mulai surutnya insentif yang diberikan bank sentral dan dampaknya terhadap pasar keuangan.
Imbas sentimen ini terhadap Bitcoin dan pasar aset kripto secara keseluruhan masih menjadi bahan perdebatan yang panas di kalangan investor dan pelaku.
Vijay Ayyar, VP of Corporate Development and International di bursa kripto Singapura, Luno, menjelaskan saat ini belum ada sentimen yang mengkhawatirkan untuk Bitcoin.
Baca Juga
“Harga Bitcoin masih akan bullish jika berhasil bertahan di level US$48.000 hingga US$49.000,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.
Sementara itu, analisa teknikal menunjukkan pergerakan ini merupakan titik balik dari Bitcoin setelah anjlok dari level tertingginya pada kisaran US$69.000 November lalu. Sejauh ini, kenaikan Bitcoin telah terpangkas sekitar 70 persen secara year to date (ytd).
Analisa dengan menggunakan teknik Bollinger Bands menunjukkan pergerakan Bitcoin sempat menyentuh level upper band selama sepekan terakhir. Namun, Bitcoin gagal menembus level tersebut pada penutupan perdagangan.