Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana syariah masih dapat menjadi pilihan investor pada tahun 2022 sembari menunggu peluang potensial pada kelas aset lainnya.
Laporan Infovesta Utama pada Senin (27/12/2021) menyebutkan, sejumlah isu masih akan membayangi prospek reksa dana syariah pada tahun 2022. Salah satu sentimen yang akan diperhatikan pasar adalah kekhawatiran varian Omicron yang mengancam pemulihan ekonomi.
Selain itu, kinerja reksa dana syariah juga akan dipengaruhi oleh potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).
Infovesta menyebutkan reksa dana syariah masih berpotensi bergerak fluktuatif ke depannya. Meski demikian, reksa dana pasar uang syariah dapat menjadi alternatif menarik sambil menunggu peluang di kelas aset lainnya.
“Terlebih, ekspektasi kenaikan suku bunga di tahun 2022 berpotensi menjadi katalis positif untuk reksa dana pasar uang syariah,” demikian kutipan laporan tersebut.
Adapun, sepanjang tahun 2021, mayoritas kinerja indeks syariah di pasar saham mengalami penurunan.
Baca Juga
Hingga 24 November 2021, tercatat penurunan pada indeks Jakarta Islamic Index (JII) sebesar -11,03 persen. Penurunan tersebut tak lepas dari kinerja pada emiten di sektor konstruksi dan barang baku yang terkoreksi cukup dalam hingga -47 persen.
Pandemi virus corona disebutkan masih menjadi sentimen utama perlambatan sektor-sektor tersebut. Meski demikian, Indeks Saham Syariah Indonesia masih tercatat positif atau sebesar 5,91 persen.
Sementara itu, di pasar surat utang kinerja indeks acuan syariah melalui Indonesia Sukuk Index (ISIX) mengalami kenaikan sebesar 6,8 persen. Hal tersebut ditopang oleh kenaikan indeks acuan sukuk pemerintah melalui Indonesia Government Sukuk Index (IGSIX) sebesar 6,72 persen dan sukuk korporasi melalui Indonesia Corporate Sukuk Index (ICSIX) sebesar 10,53 persen.
Efek surat utang berbasis syariah menjadi alternatif pendanaan korporasi di tengah pemulihan ekonomi dan momentum suku bunga rendah. Hal tersebut turut mendorong kenaikan kinerja reksa dana syariah.
“Kinerja indeks acuan Infovesta Sharia Bond Index naik sebesar 6,56 persen,” demikian kutipan laporan tersebut.
Sebagian besar performa reksa dana syariah tercatat positif. Stabilnya pergerakan kinerja reksa dana pasar uang dengan return 2,92 persen menempatkannya sebagai kinerja tertinggi dibandingkan reksa dana lainnya.
Hal tersebut tercermin dari dana kelolaannya berdenominasi rupiah per November 2021 yang mengalami kenaikan terbesar mencapai Rp862,18 miliar atau naik 11,47 persen. Berikutnya, kinerja reksa dana pendapatan tetap syariah sebesar 2,65 persen dengan kenaikan AUM sebesar Rp189,66 miliar atau tumbuh 2,53 persen.
Selanjutnya, reksa dana campuran syariah membukukan return 2,22 persen dengan kenaikan AUM sebesar Rp110,54 miliar, naik 13,08 persen. Di sisi lain, reksa dana saham tercatat mengalami penurunan kinerja sebesar 5,90 persen, di mana sejalan dengan penurunan AUM hingga Rp94,04 miliar atau 1,51 persen.