Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bertahan di level tinggi meskipun dibayangi kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Pada akhir perdagangan Kamis (23/12/2021), harga emas Comex naik 9,5 poin atau 0,53 persen ke US$1.811 per troy ons. Sementara itu, harga emas Spot juga naik 8,51 poin atau 0,47 persen ke US$1.817 per troy ons.
Kenaikan harga emas terdorong oleh pelemahan indeks dolar AS selama tiga hari berturut-turut, terbesar sejak November, sehingga mendongkrak permintaan emas.
Pelemahan dolar AS sendiri dipicu oleh data konsumer AS yang stagnan, sementara data barang tahan lama naik tertinggi dalam enam bulan dan data pengangguran sedikit terkoreksi.
Namun, investor masih memperhatikan ketidakpastian terkait varian Omicron yang akan memberi dampak pada ekonomi global, dan seberapa besar pemerintah masing-masing negara akan memberikan dukungan. Pasalnya, studi menunjukkan varian ini cenderung tak memberikan banyak gejala pada penderitanya.
Tim Riset Monex Investindo Futures memperkirakan harga emas berpotensi dibeli bila naik ke atas level US$1.809, dan menguji resistance di US$1.815.
"Namun bila turun ke bawah level US$1.802, harge emas berpeluang dijual uji support di US$1.795," tulisnya dalam riset harian, Jumat (24/12/2021).