Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham emiten anyar PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) mengalami koreksi setelah sempat melesat 10 persen saat pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indoesia.
Pada sesi I perdagangan pukul 09.05, harga saham DRMA sempat melesat ke level Rp550 per saham. Jumlah itu menguat 10 persen dibandingkan dengan harga perdana Rp500.
Meski demikian penguatan tidak berlangsung lama karena saham emiten manufaktur tersebut telah mengalami koreksi. Harga saham perseroan terpantau turun 2 poin atau 0,40 persen ke level Rp498 per saham.
Jumlah transaksi tercatat sebanyak 2.454 kali dengan jumlah saham yang beredar mencapai 31,37 juta. Adapun nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp16,14 miliar.
Sementara itu, Irianto Santoso, Presiden Direktur DRMA, menyatakan senang sekali dengan tercatatnya saham DRMA di Bursa Efek Indonesia sejalan dengan semakin pulihnya sektor otomotif Nasional. "Kami estimasikan sampai akhir 2021, DRMA akan mampu meraih peningkatan penjualan di atas 50 persen atau naik sekitar Rp1 triliun dari Rp1,87 triliun di akhir 2020," katanya dalam keterangan resmi Senin (20/12/2021).
Menurutnya, DRMA memproyeksikan kenaikan laba bersih lebih dari 25 kali lipat di akhir tahun ini dibanding posisi di akhir 2020. Untuk tahun 2022, perseroan optimistis target pertumbuhan penjualan dan laba bersih akan tetap double digit sejalan dengan naiknya target penjualan mobil nasional oleh Gaikindo sebesar
900.000 unit.
Baca Juga
Maka itu, Irianto menilai hal itu tentunya akan berdampak pada peningkatan penjualan kendaraan serta permintaan komponen otomotif secara keseluruhan.
Disamping itu, kinerja DRMA didorong oleh adanya peningkatan pangsa pasar perseroan akibat adanya komponen baru yang dibuat baik untuk pelanggan lama maupun pelanggan baru.