Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Rabu (15/12/2021) atau Kamis pagi WIB.
Koreksi harga emas ini disebabkan oleh penguatan dolar AS di tengah pasar yang sedang fokus beralih ke keputusan Federal Reserve untuk mengukur kecepatan langkah-langkah penghentian stimulus era pandemi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$7,8 atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada US$1.764,50 per ounce. Sehari sebelumnya atau pada Selasa (14/12/2021), emas berjangka jatuh US$16 atau 0,89 persen menjadi US$1.772,30.
Pengumuman Federal Reserve tentang kebijakan moneter keluar tak lama setelah pasar tutup. Pengumuman tersebut mengindikasikan bahwa The Fed akan memangkas program pembelian asetnya senilai US$30 miliar per bulan untuk mengakhiri pembelian obligasi pada Maret 2022 dan menaikkan suku bunga tiga kali pada 2022.
Emas mengabaikan data yang menunjukkan penjualan ritel AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada bulan November setelah melonjak pada bulan Oktober karena orang Amerika memulai belanja liburan lebih awal untuk menghindari kekurangan dan membayar lebih untuk barang-barang.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (15/12/2021) bahwa penjualan ritel AS pada bulan November naik 0,3 persen, jatuh di bawah perkiraan 0,8 persen.
Baca Juga
"Lima menit setelah laporan ritel AS, emas kembali ke tempatnya semula. Pada hari lain, laporan itu akan lebih signifikan. Akan tetapi, saat [putusan] pertemuan Fed makin dekat, emas terdorong ke samping dengan sangat cepat," kata Jim Wyckoff, analis di Kitco Metals.
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena indeks manufaktur Empire State Fed New York yang dirilis pada hari Rabu (15/12/2021) naik menjadi 31,9 pada bulan Desember dari 30,9 pada bulan sebelumnya.
The Fed memang sudah diperkirakan akan mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat akhir dari pembelian obligasinya dan memberi sinyal untuk kenaikan suku bunga tahun depan sebagai penjagaan terhadap lonjakan inflasi.
Akan menarik untuk melihat apakah Gubernur the Fed, Jerome Powell memicu atau mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga, kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas tanpa suku bunga.
"Emas akan turun selama 12—24 bulan ke depan dengan harga kemungkinan akan pulih dan stabil setelah siklus kenaikan suku bunga Fed dimulai dengan sungguh-sungguh," kata pemimpin strategi UBS, Joni Teves.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 37,9 sen atau 1,73 persen, menjadi US$21,545 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$16,7 atau 1,83 persen menjadi US$894,2 per ounce.