Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jasa pertambangan yang sahamnya dimiliki Grup Indika dan Lo Kheng Hong, PT Petrosea Tbk., menerapkan digitalisasi teknologi demi meningkatkan kinerja operasional selama pandemi Covid-19.
Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya menjelaskan sejak 2020 bersama seluruh pelaku industri lainnya di seluruh dunia menghadapi pelemahan pasar batubara dan ketidakpastian ekonomi global sebagai dampak langsung dari pandemi Covid-19.
Bahkan, sebelum pandemi industri pertambangan dan mineral telah menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk tuntutan masyarakat global agar perusahaan-perusahaan merubah cara kerja atau cara eksploitasi menjadi jauh lebih sustainable dan ramah lingkungan.
“Namun berkat implementasi Project Minerva yang dimulai sejak tahun 2018 sebagai langkah strategis untuk menerapkan digitalisasi dan teknologi demi meningkatkan kinerja operasional serta menjadikan Petrosea sebagai yang terdepan dalam hal technology adoption, Petrosea berhasil beradaptasi dengan cepat dan justru mencatatkan kinerja terbaik sepanjang sejarah Perusahaan pada masa pandemi Covid-19,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (15/12/2021).
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Petrosea mencatatkan laba bersih sebesar US$32 juta pada akhir 2020, dan bahkan sampai dengan semester I/2021 telah mencatatkan laba sebesar US$11,76 juta, naik 29,80 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Sebagai kelanjutan dari inisiatif transformasi digital tersebut, sejak akhir 2019 Petrosea meluncurkan strategi 3D, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi & Dekarbonisasi sebagai enabler dan pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh pelanggan, investor, dan stakeholder.
Baca Juga
"Seluruh pencapaian Petrosea selama periode ini merupakan validasi dari strategi yang tepat dengan eksekusi yang efektif untuk memastikan keberlanjutan usaha Perusahaan di masa mendatang, termasuk menjadi lebih agile dan cost effective demi menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi," jelasnya,
Hanifa menambahkan bahwa dalam menghadapi masa penuh tantangan ini, Petrosea juga terus berupaya untuk lebih siap dalam menanggapi kondisi global yang semakin volatil. Di antaranya adalah dengan mengembangkan bisnis model baru serta meningkatkan kapabilitas melalui berbagai inisiatif organizational dan people development.
Pada tahun 2019, Petrosea diseleksi oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesannya dalam mengimplementasikan teknologi Industri 4.0 untuk memperkuat kinerja finansial dan operasional Perusahaan.
Sebagai lighthouse company, Petrosea sekarang berperan sebagai acuan untuk membantu perusahaan lainnya melewati segala tantangan dalam mengaplikasikan teknologi Industri 4.0, seperti artificial intelligence dan big data analytics.
Per November 2021, mayoritas saham PTRO dipegang PT Indika Energy Tbk. (INDY) sebanyak 69,8 persen. Selanjutnya, investor kawakan Lo Kheng Hong memegang 15,1 persen, masyarakat 13,5 persen, dan treasuri 1,68 persen.