Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Jatuh, Pasar Bergejolak Tunggu Keputusan The Fed

Keputusan The Fed menjadi mayoritas sentimen lantaran pasar mencoba untuk memprediksi bagaimana pembuat kebijakan akan menimbang inflasi yang terus meningkat terhadap momok gelombang baru virus corona.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah pada akhir perdagangan Senin (13/12/2021) waktu setempat, dengan S&P 500 yang turun di bawah rekor pekan lalu lantaran investor menunggu keputusan moneter Federal Reserve (The Fed) akhir pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (14/12/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 0,89 persen atau 320,04 poin ke 35.650,95, S&P 500 turun 0,91 persen atau 43,05 poin ke 4.668,97, dan Nasdaq terjerembab 1,39 persen atau 217,32 poin ke 15.413,28.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun bertahan di bawah 1,5 persen. Harga Bitcoin turun untuk diperdagangkan di bawah US$47.000.

Fokus investor minggu ini adalah pertemuan penetapan kebijakan Federal Reserve untuk Desember, yang akan berlangsung pada Selasa dan Rabu. Pernyataan kebijakan moneter baru dan konferensi pers dengan Ketua Fed Jerome Powell akan dirilis pertengahan minggu. Selain itu, ringkasan proyeksi ekonomi The Fed yang diperbarui juga akan dirilis. Ringkasan ini memetakan pandangan individu anggota The Fed untuk kondisi ekonomi dan suku bunga.

Pembuat kebijakan untuk bank sentral lainnya juga akan bertemu minggu ini, termasuk dari Bank of England dan Bank Sentral Eropa.

Keputusan The Fed menjadi mayoritas sentimen lantaran pasar mencoba untuk memprediksi bagaimana pembuat kebijakan akan menimbang inflasi yang terus meningkat terhadap momok gelombang baru virus corona dengan varian Omicron yang baru ditemukan.

Inflasi AS naik pada laju tercepat sejak 1982 pada November 2021, Indeks Harga Konsumen (CPI) minggu lalu menunjukkan, ketidaksesuaian yang sedang berlangsung antara penawaran dan permintaan dalam pemulihan ekonomi.

Di sisi virus, varian Omicron sejauh ini telah terdeteksi di 30 negara bagian AS, menurut data yang dikumpulkan oleh New York Times. Data awal sejauh ini menunjukkan varian tersebut lebih menular daripada varian Delta sebelumnya, tetapi dapat menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah dan dapat dinetralisir dengan dosis booster vaksin Covid-19, menurut Pfizer.

Pada hari Senin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron tetap menjadi risiko global sangat tinggi, sambil menggarisbawahi bahwa data tentang tingkat keparahan penyakit masih terbatas.

Tetapi dengan latar belakang inflasi dan pemulihan ekonomi yang menguat, The Fed diperkirakan akan mengumumkan percepatan proses pengurangan pembelian aset pada penutupan pertemuan minggu ini.

Baik pasar saham dan pendapatan tetap tampaknya menilai pengetatan Fed yang akan datang," jelas David Kostin, kepala strategi ekuitas AS Goldman Sachs.

Goldman Sach memprediksi The Fed akan menggandakan kecepatan tapering pada pertemuan minggu ini, membawa penarikan bulanan Fed dari treasuries dan pembelian sekuritas yang didukung hipotek agensi menjadi US$30 miliar per bulan dibanding posisi saat ini US$15 miliar.

“Data historis menunjukkan valuasi saham biasanya datar di sekitar kenaikan Fed pertama. Selain itu, beberapa saham dengan durasi terpanjang dan valuasi tertinggi jatuh selama sebulan terakhir, menunjukkan bahwa penetapan harga pasar saham dari pengetatan Fed juga sedang berlangsung,” kata Kostin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper