Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah, Padahal Mayoritas Mata Uang Asia Menguat

Nilai tukar rupiah ditutup kembali melemah 0,07 persen atau 9,5 poin ke posisi Rp14.366,50 per dolar AS.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada hari ini, Kamis (9/12/2021). Namun mayoritas mata uang lain di kawasan Asia terpantau menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup kembali melemah 0,07 persen atau 9,5 poin ke posisi Rp14.366,50 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau menguat 0,15 persen ke level 96,03 pada pukul 15.20 WIB.

Di sisi lain, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau terapresiasi terhadap dolar AS diantaranya mata uang yen Jepang naik 0,21 persen, ringgit Malaysia naik 0,20 persen, won Korea Selatan naik 0,15 persen, dan dolar Taiwan naik 0,15 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, sama dengan mata uang Garuda, dolar Singapura terpantau turun 0,14 persen, rupee India turun 0,07 persen, dan dolar Hongkong turun 0,00 atau 0,01 poin.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan sentimen positif berasal dari cadangan devisa pada November sebesar US$145,9 miliar atau naik tipis US$0,4 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$145,5 miliar.

Cadangan devisa itu akan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ditambah lagi, survei konsumen BI pada November 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia masih terus menguat.

“Ke depan, Bank Indonesia (BI) optimistis cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi,” tulis Ibrahim dalam riset harian, dikutip Kamis (9/12/2021).

Sementara itu, dari sentimen global, Ibrahim menjelaskan bahwa dolar AS melemah didorong oleh turunnya imbal hasil Treasury AS dan investor saat ini menunggu data inflasi AS dan China yang akan dirilis besok, Kamis dan data indeks harga konsumen AS yang keluar sehari setelahnya.

Lalu juga terdapat sentimen kekhawatiran varian omicron Covid-19 meski dipaparkan tidak terlalu parah, tetapi vaksin yang ada juga disebutkan tidak mampu memberikan perlindungan penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper